Deretan Saham Langganan Window Dreasing, Tertarik Beli?

Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Menapaki bulan terakhir di penghujung tahun 2023, pasar saham Indonesia diselimuti awan cerah sehingga meningkatkan optimisme investor akan terjadinya window dressing tahun

ini. Di tengah optimisme tersebut, ada saham-saham yang menarik untuk dicermati investor karena memiliki valuasi yang relatif murah dan memiliki kinerja historis cemerlang tiap Desember.

Berikut adalah daftar sejumlah saham yang secara historis ramai dikoleksi oleh manajer investasi selama window dressing.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Sejak 2009 atau dalam 15 tahun terakhir, saham BBCA tercatat meraih kinerja positif sebesar 3,02% pada Desember 2023. Sebanyak 12 kali berada di zona positif sementara hanya tiga kali saham BBCA jatuh.

Emiten perbankan milik keluarga Hartono, Bank Central Asia (BBCA), mencatatkan kinerja gemilang sepanjang 2023.

Laba bersih perusahaan dan entitas anak mencapai Rp 36,4 triliun hingga akhir kuartal III-2023. Catatan laba tersebut naik 25,8% dibandingkan dengan capaian dalam sembilan bulan pertama tahun sebelumnya.

Dari sisi top line, pendapatan bunga bersih naik 21,3% secara tahunan menjadi Rp 55,9 triliun dengan pendapatan selain bunga tumbuh 9,7% menjadi Rp 18,3 triliun.

Saat ini valuasi berdasarkan Price to Book Value (PBV) berada di 4,63x. Nilai tersebut merupakan rata-rata PBV dalam lima tahun.

Jika menggunakan valuasi PBV Band, maka PBV BBCA saat ini relatif murah karena PBV BBCA biasa bergerak di antara rata-rata lima tahun dan standar deviasi +1.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Bank pelat merah ini memiliki rekor luar biasa dalam 15 tahun terakhir untuk kinerja sepanjang Desember atau saat window dressing. Tercatat sebanyak 12 kali menguat dan hanya 3 kali melemah, dengan rata-rata kenaikan 2,93% pada Desember.

BBRI mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal III-2023. Mengutip publikasi laporan keuangan di media massa, BBRI membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp44,21 triliun, naik 12,46% secara tahunan (yoy).

Perolehan laba tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga yang naik 14,43% menjadi Rp131,89 triliun pada kuartal III-2023. Seiring dengan peningkatan tersebut, beban bunga BBRI juga membengkak menjadi Rp30,69 triliun dari yang setahun sebelumnya Rp18,74 triliun.

Lantas, pendapatan bunga bersih BBRI selama sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp101,19 triliun, naik 4,85% dari yang setahun sebelumnya Rp96,50 triliun.

PT Astra Internasional Tbk (ASII)

Astra Internasional mencatatkan kinerja yang impresif pada Desember 2023. Rata-rata kinerja Astra pada Desember selama 15 tahun terakhir tercatat 4,2%, di mana 12 kali mencatatkan penguatan dan hanya 3 kali melemah.

Astra membukukan kenaikan laba bersih tahun berjalan sebesar 10,12% secara tahunan (yoy) sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023.

Merujuk pada laporan keuangannya, laba emiten grup Astra ini per September 2023 tercatat sebesar Rp 25,69 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan membukukan laba sebesar Rp23,33 triliun.

Dari sisi top line, Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 240,91 triliun. Angka ini naik 8,83% secara tahunan (yoy).

Saat ini ASII relatif murah jika melihat valuasi Price to Earnings Band (PE Band).

Saat ini PE ASII sebesar 7,08 kali, sementara rata-rata PE ASII dalam lima tahun sebesar 10,67 kali. Sehingga bisa dikatakan relatif murah.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

TLKM memiliki kinerja mentereng pada musim window dressing dengan kenaikan rata-rata selama 15 tahun terakhir adalah 3,46%.

Adapun kenaikan sebanyak 11 kali dan penurunan hanya empat kali. Kenaikan terbesar pada Desember 2009 yakni 15,45%.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 19,5 triliun pada kuartal III-2023. Angka ini naik 17,59% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 16,58 triliun.

Naiknya laba bersih TLKM ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar Rp 111,23 triliun per 30 September 2023 atau naik 2,17% dari sebelumnya sebesar Rp 108,87 triliun per 30 September 2022.

Berdasarkan valuasinya, TLKM relatif murah. Valuasi TLKM diukur menggunakan EV/EBITDA, saat ini senilai 5,17 kali sementara rata-rata dalam lima tahun sebesar 5,56 kali.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

Satu lagi saham dengan kinerja kinclong pada musim window dressing adalah Telkom dengan kenaikan rata-rata selama 15 tahun terakhir adalah 1,4%.

Adapun kenaikan sebanyak 12 kali dan penurunan hanya tiga kali. Kenaikan terbesar pada Desember 2017 yakni 6,99%.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 7,08 triliun pada kuartal III-2023. Angka ini naik 53,45%.

Naiknya laba bersih TLKM ditopang oleh penjualan bersih sebesar Rp83,88 triliun per 30 September 2023 atau naik 3,79%.

Berdasarkan valuasinya, INDF relatif murah. Valuasi INDF diukur menggunakan PE, saat ini senilai 5,54 kali sementara rata-rata dalam lima tahun sebesar 9,22 kali.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Saham-Saham Ini Mulai Masuk Fase Bullish? Cek di Sini!

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts