Duh! Inklusi Asuransi RI Cuma 16,63%, Ini Biang Keroknya

Jakarta, CNBC Indonesia – Angka inklusi dan literasi perasuransian di Indonesia masih timpang. Banyak masyarakat yang telah mengerti akan asuransi namun belum memilih untuk membeli polisnya.

Read More

Mengacu kepada literasi dan inklusi pada hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada tahun 2022, Literasi pada sektor perasuransian berada pada level 31.72% sedangkan inklusi pada level 16.63%. Sebaliknya, di perbankan literasi pada sektor ini mencapai 49.93% dan inklusi pada level 74.03%.

Dewi Astuti, Kepala Departemen Pengawasan Asuransi dan Jasa Penunjang IKNB mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan timpangnya ddua indikator tersebut, diantaranya kemampuan keuangan hingga kurangnya kepercayaan.

“Kenapa bisa tidak sejalan? banyak faktor, misalnya kemampuan keuangan, lalu banyak cerita yang tidak bikin mereka confirm beli asuransi, selain itu banyak yang berpikir mitigasi risiko bisa gunakan instrumen selain asuransi, menabung misalnya,” ungkap Dewi saat Konferensi Pers Hari Asuransi, di Jakarta pada Rabu, (18/10/2023).

Menambahkan, Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Djonieri mengatakan, penetraasi asuransi rendah bisa disebabkan jumlah broker yang masih sedikit.

Sementara itu, ia juga membuka kemungkinan bahwa penentuan harga premi tidak sesuai dengan yang sebenarnya, sehingga masyarakat enggan membelinya. Selain itu, proses pencairan klaim yang lambat uga menjadi salah satu faktor kurangnya penetrasi tersebut.

“Tapi kalau boleh dari faktor tadi, itu yang terpenting adalah bagaimana kita membuat orang yang mengklaim asuransi itu semudah membeli ice cream,” kata Djonieri.

Joe mengaku faktor-faktor tersebut mempengaruhi kurangnya inklusi asuransi di Indonesia. Untuk itu, ia berharap semakin pahamnya rakyat Indonesia mengenai literasi asuransi bisa dikonversi ke peningkatan penetrasi asuransi.

Untuk itu, Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi Indonesia (APKAI) sebagai Ketua Pelaksana Hari Asuransi 2023 menyelenggarakan serangkaian kegiatan literasi dan inklusi kepada masyarakat luas dengan sosialisasi maupun promosi dari masing-masing perusahaan asuransi, institusi terkait dan juga kerjasama dengan asosiasi perasuransian di Indonesia.

Hal ini dilakukan dalam rangkaian acara Hari Asuransi 2023. Ketua Pelaksana Hari Asuransi Rio Darante dari APKAI berahrap langkah ini dapat meningkatkan perluasan inklusi perasuransian kepada sektor UMKM, dengan melakukan kegiatan literasi di beberapa kota di Indonesia.

“Dengan memperhatikan upaya kerja bersama di seluruh perasuransian tersebut, diharapkan kepercayaan masyarakat menjadi tumbuh dan menjadi harapan bersama edukasi dan literasi keuangan, khususnya asuransi dapat lebih ditingkatkan, dipahami dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan pada akhirnya masyarakat memahami, bahwa perencanaan

keuangan diperlukan dengan tetap memperhatikan Pilar Perlindungan yang dapat memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan di masa yang akan datang sehingga menjadikan asuransi sebagai salah satu pilar terpenting perekonomian di Indonesia,” tutupnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


AXA Mandiri Kantongi Laba Rp 1,17 T, Syariah Jadi Penopang

(ayh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts