Efek Kegagalan Credit Suisse, Tiba-tiba Swiss Mau Atur Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas dan perbankan Swiss, termasuk UBS, sedang mendiskusikan langkah-langkah baru untuk mencegah penarikan dana besar-besaran ataubank run. Empat sumber yang mengetahui masalah ini kepada Reuters, mengatakan pembicaraan ini dilakukan setelah penyelamatan Credit Suisse yang gagal awal tahun ini.

Read More

Pembicaraan ini belum pernah dilaporkan sebelumnya dan merupakan bagian dari tinjauan yang lebih luas terhadap peraturan perbankan negara tersebut. Selain itu, dua sumber mengatakan pembicaraan ini ditujukan untuk bank-bank terkemuka di Swiss dan dapat menargetkan sebagian besar klien kaya mereka.

Di antaranya, salah satu sumber menyebut adanya pembahasan opsi untuk melakukan penarikan secara bertahap dalam jangka waktu yang lebih lama. Mengenakan biaya keluar juga merupakan alternatif yang sedang dibahas, kata dua sumber.

Menurut satu sumber, otoritas dan perbankan Swiss juga membahas soal menghargai klien yang menabung lebih lama dengan suku bunga lebih tinggi. Namun hal ini masih mereka perdebatkan.

Dua sumber menyebut diskusi ini masih dalam tahap awal. Bank Sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB) dan Kementerian Keuangan Swiss disebut juga terlibat dalam pembicaraan dengan perbankan ini.

Seorang perwakilan dari Kementerian Keuangan Swiss mengatakan bahwa masalahbank runadalah bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap kerangka peraturan yang “terlalu besar untuk gagal” di Swiss. Pemerintah Swiss akan menerbitkan laporannya pada musim semi tahun depan, tambahnya.

SNB mengatakan peninjauan peraturan tersebut berfokus pada bank-bank yang dianggap penting secara sistemik. Peninjauan tersebut disebut sedang berlangsung, dan SNB menolak mengomentari pekerjaan yang sedang berlangsung.

UBS juga menolak berkomentar.

Seperti diketahui, awal tahun ini, beberapa bank regional Amerika Serikat (AS) dan Credit Suisse mengalami penarikan dana besar-besaran, menyebabkan beberapa bank gagal dan regulator melakukan intervensi untuk mencegah krisis keuangan yang lebih luas.

Sejak saat itu, para regulator di seluruh dunia telah bergulat dengan risiko bank run, yang semakin cepat terjadi di era perbankan digital.

Dalam kasus Credit Suisse, bank Swiss tersebut mengalami arus keluar yang belum pernah terjadi sebelumnya dan hampir mengalami penurunan yang tidak menentu pada bulan Maret. Pengelola kekayaan cenderung memiliki konsentrasi simpanan yang lebih besar dibandingkan beberapa pesaing perbankan ritel, sehingga hal ini menjadi kelemahan bagi pemberi pinjaman.

Dalam tiga bulan terakhir tahun 2022, bank tersebut, yang saat itu merupakan pemberi pinjaman terbesar kedua di Swiss, terkena arus keluar sebesar 111 miliar franc Swiss. Masih terdapat sisa 61 miliar franc Swiss pada kuartal pertama, dan unit kekayaan yang melayani klien kaya adalah yang paling terkena dampaknya.

Hampir meledaknya bank ini mendorong SNB untuk turun tangan dengan pendanaan darurat dan memfasilitasi pengambilalihan oleh raksasa bank Swiss UBS. Pencaplokan Credit Suisse ini menjadikan UBS semakin besar.

“Kasus Credit Suisse jelas menunjukkan bahwa arus keluar simpanan nasabah sekarang bisa jauh lebih cepat dan lebih luas daripada yang diasumsikan oleh peraturan yang ada,” kata Ketua SNB Thomas Jordan pada sebuah acara di Bern, dikutip dari Reuters, Senin (13/11/2023).

“Peraturan likuiditas harus disesuaikan dengan realitas baru yaitu potensi arus keluar simpanan yang lebih cepat dan lebih besar,” tambahnya.

Meskipun masih dalam tahap awal, langkah-langkah yang sedang dibahas di Swiss membuat beberapa orang gelisah.

Mereka berisiko memberikan sanksi kepada bank-bank Swiss jika hanya diterapkan di Swiss, kata salah satu sumber.

Aturan baru ini dapat mengurangi daya saing atau, dalam skenario yang lebih ekstrem, mendorong klien untuk menarik uang mereka terlebih dahulu, tambah orang tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Video: Sah! UBS Group Ambil Alih Credit Suisse

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts