Grayscale Pimpin Arus Keluar dari ETF, Kripto Lagi-Lagi Memerah


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar kripto didominasi melemah hari ini di tengah sikap Grayscale yang terus tercatat outflow dengan cukup deras.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Jumat (26/1/2024) pukul 8.23 WIB, pasar kripto mayoritas berada di zona merah. Bitcoin turun 0,59% ke US$39.859,52 dan secara mingguan melemah 3,21%.

Ethereum berada di zona negatif 0,58% dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan ambles 10,11%

Cardano turun 1,79% secara harian dan secara mingguan ambruk 6,32%.

Begitu pula dengan Avalanche yang berada di teritori negatif 1,33% dalam 24 jam terakhir kendati secara mingguan masih menguat tipis 0,41%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,87% ke angka 1.674,74. Open interest terdepresiasi 0,1% di angka US$35,68 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 49 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Dilansir dari coindesk.com, tekanan jual dalam bitcoin (BTC), mata uang kripto terbesar di dunia, dari investor yang mengambil keuntungan dalam sarana investasi kripto, Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), mungkin sebagian besar telah berakhir, kata JPMorgan (JPM) dalam sebuah laporan penelitian pada hari Kamis pekan ini.

Bank mencatat bahwa bitcoin telah turun lebih dari 20% dalam dua minggu setelah peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) di AS, dan mengatakan aksi ambil untung di GBTC oleh investor yang telah membeli dana tersebut dengan harga diskon adalah sebuah pendorong utama di balik koreksi tersebut.

Sebelum diubah menjadi ETF, GBTC adalah salah satu dari sedikit cara bagi investor di AS untuk mendapatkan eksposur terhadap bitcoin tanpa memiliki mata uang kripto yang mendasarinya. Ini masih merupakan produk investasi bitcoin terbesar dengan aset yang dikelola lebih dari US$20 miliar.

JPMorgan sebelumnya memperkirakan arus keluar sekitar US$3 miliar dari GBTC karena aksi ambil untung dari perdagangan ‘diskon terhadap nilai aset bersih’ (NAV). Aliran ini sangat signifikan, karena ketika investor mengambil keuntungan dari perdagangan ini, uang akan meninggalkan pasar kripto, sehingga memberikan tekanan pada harga bitcoin.

“Mengingat US$4,3 miliar telah keluar dari GBTC, kami menyimpulkan bahwa aksi ambil untung GBTC sebagian besar telah terjadi,” tulis analis yang dipimpin oleh Nikolaos Panigirtzoglou.

Arus keluar ini kemungkinan akan terus berlanjut jika Grayscale terlalu lambat untuk menurunkan biayanya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Tekanan Eksternal Mulai Mereda, Kripto Mulai Bangkit!

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts