Habis Libur, Bursa Wall Street Dibuka Loyo, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Selasa (20/6/2023), di mana pada perdagangan hari ini menjadi perdagangan perdana pada pekan ini setelah libur memperingati Hari Juneteenth.

Read More

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka melemah 0,48% ke posisi 34.135,551, S&P 500 terkoreksi 0,43% ke 4.390,63, dan Nasdaq Composite terpangkas 0,39% menjadi 13.641,04.

Investor keluar dari pekan yang kuat, bahkan ketika rata-rata indeks utama telah tergelincir pada Jumat pekan lalu. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite membukukan kinerja mingguan terbaik mereka sejak Maret 2023.

S&P 500 melesat 2,6% sepanjang pekan lalu dan indeks Nasdaq melonjak 3,25%. Itu juga merupakan minggu positif kelima berturut-turut bagi S&P 500, yang pertama sejak November 2021 dan pekan positif kedelapan berturut-turut bagi Nasdaq, suatu prestasi yang sebelumnya dicapai pada tahun 2019.

Investor tampaknya menerima keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk melewatkan kenaikan suku bunga pada pekan lalu.

Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan pada konferensi pers pada Rabu lalu bahwa The Fed belum membuat keputusan tentang kebijakan menjelang pertemuan Juli.

Namun, pembuat kebijakan memperkirakan dua kenaikan suku bunga seperempat poin lagi pada akhir tahun ini. Keputusan untuk melewatkan kenaikan pada Juni mematahkan rentetan sepuluh kenaikan suku bunga berturut-turut The Fed.

Terlepas dari desakan Powell bahwa kebijakan The Fed di masa depan akan tetap bergantung pada data, saham telah meningkat.

Investor mencoba untuk mengukur bagaimana sentimen pasar yang kuat pada pekan lalu akan bertahan dalam pekan ini, yang dipersingkat dan lemah pada data ekonomi.

“Kami percaya pasar ekuitas sangat terbentang karena para pelaku pasar khawatir kehilangan potensi pasar bullish baru-baru ini,” kata Mike Wilson dari Morgan Stanley dalam sebuah catatan, dikutip dari CNBC International.

Di lain sisi, data perumahan di AS mulai melampaui perkiraan pada Mei lalu. Tercatat ada 1,63 juta rumah baru pada bulan lalu, lebih tinggi dari prediksi pasar dalam survei Dow Jones sebesar 1,39 juta rumah baru.

Sementara itu, sembari menanti pidato atau testimoni Powell pada Rabu besok, investor bersiap mendengar pidato dari beberapa pejabat The Fed, seperti Presiden The Fed St. Louis, Jim Bullard dan Presiden The Fed New York, John C. Williams.

Selain itu, investor juga merespons terkait perkembangan geopolitik AS-China, di mana keduanya sepakat untuk meredam rivalitas mereka sehingga tidak mengarah ke konflik.

Hal ini disepakati dalam kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Anthony Blinken ke Beijing, Senin awal pekan ini.

Presiden China, Xi Jinping menyambut kemajuan tersebut setelah berjabat tangan dengan Blinken di Aula Besar Rakyat, tempat megah yang biasanya disediakan untuk menyambut para kepala negara.

“Kedua belah pihak juga telah membuat kemajuan dan mencapai kesepakatan mengenai beberapa masalah tertentu. Ini sangat bagus,” kata Xi kepada Blinken, dikutip Reuters.

Di sisi lain, Blinken mengatakan Washington telah mencapai tujuannya untuk perjalanan tersebut, termasuk menyampaikan kekhawatiran secara langsung serta mencoba mengatur saluran untuk dialog kerjasama.

“Hubungan berada pada titik ketidakstabilan, dan kedua belah pihak menyadari perlunya bekerja untuk menstabilkannya,” kata Blinken sebelum meninggalkan China.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Wall Street Dibuka Menguat Sih, Tapi Kok Tipis-Tipis Saja?

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts