Hari Terakhir di 2023, Bursa Asia Malah Loyo


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia Mayoritas bursa Asia-Pasifik melemah pada awal perdagangan Jumat (29/12/2023), di mana pada hari ini merupakan perdagangan terakhir tahun 2023.

Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks Straits Times Singapura yang terpantau menguat pada hari ini yakni melesat 0,82%.

Sedangkan sisanya terpantau melemah. Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,32%, Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,02%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,16%, dan ASX 200 Australia terpangkas 0,25%.

Sementara untuk pasar saham Korea Selatan sudah libur dalam rangka Tahun Baru 2024 dan baru akan dibuka kembali pada 2 Januari 2024.

Investor terutama di China dan Hong Kong akan memantau pergerakan saham Xiaomi, setelah perusahaan elektronik asal China tersebut berhasil meluncurkan kendaraan listrik pertamanya.

Xiaomi masuk ke pasar kendaraan listrik di tengah ketatnya persaingan pasar kendaraan listrik di China. Perusahaan tersebut berupaya untuk bersaing dengan raksasa pembuat mobil Tesla dan Porsche dengan model mobil yang menurut mereka menghabiskan lebih dari 10 miliar yuan (US$ 1,4 miliar) untuk pengembangannya.

Selain itu, pelaku pasar di Asia-Pasifik juga masih cenderung optimis menjelang berakhirnya tahun 2023, di mana pada hari ini merupakan perdagangan terakhir di 2023.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah beragamnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin.

Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,14% dan S&P 500 naik tipis 0,04%. Namun untuk indeks Nasdaq Composite berakhir turun tipis 0,03%.

Wall Street yang ditutup beragam ini berbanding terbalik dengan Selasa dan Rabu di mana bursa Wall Street terbang.

“Apa yang kita lihat saat ini menunjukkan pasar benar-benar tahan banting. Ada saatnya dunia sepetti jatuh dan market ambruk tetapi pasar saham menolak jatuh. Kondisi ini menunjukkan pasar masih bullish dan terkendali dengan baik,” tutur Adam Sarhan, CEO dari 50 Park Investments, dikutip dariCNBC International.

Kendati tidak seluruhnya menguat tetapi ketiga indeks Wall Street masih berkesempatan besar menutup 2023 dengan menguat tajam dalam setahun.
Indeks Dow Jones sudah menguat 13,8% sepanjang tahun ini dan S&P sudah terbang 24,6%.

Ketiga indeks juga tengah mengekor catatan gemilang yakni mengakhiri perdagangan sepekan dengan menguat selama sembilan pekan beruntun dan menuju kinerja kuartalan terbaiknya dalam tiga tahun.

“Tahun ini benar-benar menguji kesabaran investor. Banyak hal yang terjadi di pertengahan tahun tetapi pada akhirnya membaik di akhir tahun. Jika Anda menoleh ke belakang maka Anda merasa puas,” tutur Michael Mullin, analis dari Claro Advisors, kepadaCNBC International.

Saham-saham saat ini berada di periode yang disebut “Santa Claus Rally,” yang mengacu pada lima hari perdagangan terakhir di akhir tahun dan dua hari pertama di tahun baru. S&P 500 telah meningkat rata-rata sekitar 1,3% selama jangka waktu ini, per data sejak tahun 1950 dari Stock Trader’s Almanac.

Selain itu, klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir 23 Desember berjumlah 218.000, naik 12.000 dari periode sebelumnya dan sedikit di atas perkiraan Dow Jones sebesar 215.000, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada hari Kamis. Rata-rata pergerakan empat minggu untuk klaim turun tipis menjadi 212.000.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bursa Asia Dibuka Menghijau Lagi, Tapi Shanghai Malah Loyo

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts