IHSG Loyo Lagi, 6 Saham Big Cap Ini Biang Keladinya


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup terkoreksi pada akhir perdagangan Senin (18/3/2024), setelah sepanjang perdagangan hari ini cenderung volatil karena investor cenderung wait and see menanti keputusan suku bunga beberapa bank sentral utama di global dan Bank Indonesia (BI).

IHSG ditutup melemah 0,35% ke posisi 7.302,449. IHSG makin mendekati level psikologis 7.200, di mana level psikologis ini terakhir dicetak IHSG pada penutupan perdagangan 5 Maret lalu.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 9,5 triliun dengan melibatkan 18 miliaran saham yang diperdagangkan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 266 saham naik, 256 saham turun, dan 252 saham stagnan.

Beberapa saham terpantau menjadi penekan (laggard) IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.










Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Mandiri (Persero) BMRI -20,48 7.175 -3,04%
Barito Renewables Energy BREN -14,53 5.175 -6,76%
Telkom Indonesia (Persero) TLKM -5,85 3.920 -1,26%
Barito Pacific BRPT -1,62 960 -2,54%
Charoen Pokphand Indonesia CPIN -1,22 5.150 -1,44%
Semen Indonesia SMGR -1,22 5.700 -2,56%

Sumber: Refinitiv

Saham perbankan raksasa terbesar keempat di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasarnya yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 20,5 indeks poin.

IHSG kembali melemah setelah sepanjang perdagangan hari ini cenderung volatil. Hal ini karena investor cenderung wait and see menanti kebijakan terbaru dari suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve/The Fed dan Bank Indonesia (BI) pada pekan ini.

Untuk diketahui, The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga tidak berubah di level 5,25%-5,5%. Pertanyaan yang lebih besar adalah sinyal kebijakan ke depan, termasuk apakah mereka akan menurunkan suku bunga pada Juni (seperti yang diperkirakan pasar saat ini), dan berapa banyak pemotongan yang diperkirakan terjadi pada tahun 2024.

Tak hanya The Fed saja, BI juga akan menggelar pertemuan atau Rapat Dewan Gubernur pada Selasa dan Rabu pekan ini serta hasilnya akan diumumkan pada Rabu pekan ini.

Konsensus pasar yang dihimpunCNBC Indonesiadari 11 lembaga/institusi memperkirakan secara absolute bahwa BI akan menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 6,00%.

Jika BI rate benar-benar kembali ditahan di level 6%, maka ini menjadi kali kelima BI menahan di level tersebut setelah terakhir kali menaikkan suku bunganya pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75% ke level 6%.

Diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Februari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Habis Cetak Rekor IHSG Balik Lesu, Saham Ini Biang Keroknya

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts