Inflasi PCE Terbaru Semakin Dekat, Wall Street Dibuka Lemes


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka cenderung melemah pada perdagangan Rabu (28/2/2024), menjelang pembacaan inflasi belanja personal yang akan mempengaruhi pertaruhan kapan bank sentral akan mulai menurunkan suku bunganya.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka melemah 0,48% ke posisi 38.786,352, S&P 500 terkoreksi 0,26% ke 5.065,08 dan Nasdaq Composite terdepresiasi 0,38% menjadi 15.974,23.

Sebelum rilis data inflasi belanja personal (personal consumption expenditure/PCE) besok, investor menimbang rilis data perkiraan kedua dari pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS periode kuartal IV-2023.

Berdasarkan laporan dari Biro Analisis Ekonomi AS (BEA), PDB Negeri Paman Sam pada kuartal IV-2023 direvisi menjadi tumbuh 3,2%, dari sebelumnya pada perkiraan awal sebesar 3,3%.

“Pembaruan ini terutama mencerminkan revisi ke bawah pada investasi inventaris swasta yang sebagian diimbangi oleh revisi ke atas pada belanja pemerintah negara bagian dan lokal serta belanja konsumen,” ujar BEA dalam siaran persnya.

Sepanjang 2023, ekonomi Negeri Paman Sam tercatat tumbuh 2,5%, melampaui pertumbuhan sebesar 1,9% pada 2022.

Belanja konsumen, yang menyumbang sekitar 70% aktivitas ekonomi AS, tumbuh dengan kecepatan tahunan sebesar 3% dari Oktober hingga Desember tahun lalu.

Sedangkan belanja pemerintah negara bagian dan lokal meningkat sebesar 5,4% per tahun pada kuartal terakhir di 2023, yang merupakan laju tercepat sejak tahun 2019. Pertumbuhan ekspor juga berkontribusi terhadap pertumbuhan pada kuartal IV-2023.

Hal ini terjadi sebelum pembacaan inflasi PCE yang diawasi ketat pada Januari 2024, di mana data tersebut dijadwalkan untuk dirilis pada Kamis besok.

Investor akan mengamati rilis data ini untuk mendapatkan petunjuk masa depan mengenai kesehatan perekonomian dan wawasan mengenai jalur kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga akan berkurang jika data inflasi yang mendasarinya ternyata lebih kuat dari ekspektasi.

Baru-baru ini, pasar memundurkan ekspektasi pelonggaran suku bunga ke pertemuan Juni, menurut FedWatch Tool dari CME.

Berdasarkan perangkat tersebut,pasar yang memperkirakan The Fed masih akan menahan suku bunga acuannya di pertemuan 20 Maret mendatang mencapai 97,5%. Hal ini tentunya berkebalikan dari posisi awal tahun ini yang banyak memperkirakan The Fed mulai memangkas suku bunga.

Selain data inflasi PCE, pasar juga akan memantau rilis data klaim pengangguran mingguan untuk pekan yang berakhir 24 Februari. Data ini juga akan dirilis besok.

Konsensus pasar Trading Economics memperkirakan klaim pengangguran mingguan kali ini akan kembali naik menjadi 210.000, dari sebelumnya pada pekan yang berakhir 17 Februari lalu di angka 201.000 klaim.

Jika angka klaim pengangguran kembali naik, maka bisa dikatakan bahwa data tenaga kerja mulai mendingin. Namun, hal ini tidak dapat disimpulkan secara langsung, mengingat masih ada data tenaga kerja lain yang menjadi tolok ukur.

Dari kabar saham di Wall Street, saham United Health ambles nyaris 4%. Sedangkan saham Intel dan Nike juga terkoreksi lebih dari 1%. Sementara saham Urban Outfitters ambruk 8,4%, setelah merilis kinerja keuangan kuartal IV-2023 yang lebih lemah dari perkiraan sebelumnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Wall Street Dibuka Lesu Lagi, Reli Sudah Berakhir?

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts