Ini 4 Hal yang Perlu DIperhatikan Sebelum Investasi Emas

Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga logam mulia emas Antam per gram memang sudah tembus di atas Rp 1 jutaan, belum lagi adanya fakta mengenai kenaikan harga emas Antam sebesar 71% dalam 10 tahun juga membuat aset investasi emas masih menjadi primadona.

Tak dipungkiri bahwa ketika terjadi ketidakpastian ekonomi, harga aset yang tergolong sebagai safe haven ini memang cenderung naik. Ditambah lagi, proses investasi emas juga sudah bisa dilakukan dengan cara yang lebih praktis, yaitu lewat emas digital.

Namun jangan salah, terlepas dari banyaknya keuntungan tersebut, emas juga punya banyak kekurangan yang harus diwaspadai. Oleh karena itu, bila memang Anda menyukai instrumen investasi ini, Anda tetap wajib melakukan diversifikasi.

Berikut adalah sejumlah kerugian yang mungkin saja membuat Anda bakal menjauhi emas.

Emas tak bisa hasilkan pendapatan pasif

Deposito akan menghasilkan bunga, surat berharga negara memiliki kupon imbal hasil, sementara itu sejumlah reksa dana dan saham bisa memberikan Anda dividen. Sementara itu emas tidak bisa memberikan Anda sebuah pendapatan berupa cash layaknya instrumen keuangan di atas.

Adapun keuntungan dari investasi emas hanyalah capital gain atau kenaikan harga emas itu sendiri seiring dengan berjalannya waktu.

Emas sama sekali tidak bisa untuk jangka pendek

Jangan berharap untung dalam investasi emas di jangka waktu dua tahun, Anda malah bisa rugi lantaran ada selisih yang tinggi antara harga beli dan harga buyback emas, terutama jika patokannya adalah emas Antam.

Anggap saja, pada 16 Maret 2021 Anda membeli emas di harga beli Rp 927 ribu per gram dan ingin menjualnya di 16 Maret 2023. Keuntungan yang Anda dapatkan hanya 2,8% lantaran harga buyback emas di tanggal 16 Maret 2023 adalah Rp 953 ribu.

Bayangkan saja, apa yang terjadi jika Anda membelinya tahun lalu yaitu 16 Maret 2022 saat harga beli masih di Rp 984 ribu. Tentunya investasi emas Anda saat ini masih merugi.

Harga emas melambat saat perekonomian dunia stabil

Bukankah dalam lima tahun terakhir investasi emas menghasilkan keuntungan yang signifikan? Ya benar, namun ketahuilah bahwasannya kenaikan emas di lima tahun terakhir ini disebabkan karena adanya faktor-faktor eksternal seperti perang dagang Amerika Serikat dan China, Covid-19, hingga krisis perbankan di Amerika Serikat.

Pada intinya tidak akan ada yang bisa memprediksi apa yang terjadi di masa yang akan datang. Ketika perekonomian stabil dan tidak ada lagi sentimen-sentimen buruk yang bermunculan, maka harga emas bisa melambat. Perlambatan itu disebabkan karena investor di dunia akan lebih tertarik untuk menempatkan uangnya ke aset-aset berisiko seperti saham dan lainnya, ketimbang emas yang merupakan safe haven.

Penurunan harga emas tentu akan berpengaruh pada harga buyback emas, yang bisa berbuntut kerugian investasi.

Risiko hilang cukup tinggi

Hal ini berlaku bagi mereka yang berinvestasi dengan emas batangan. Meski sudah ada emas digital yang disediakan beberapa platform-platform investasi, masih banyak pula orang yang berpendapat bahwa membeli emas yang aman adalah dengan membeli emas batangan atau fisik.

Ketika kita memiliki emas dalam bentuk riil, maka akan ada keharusan tersendiri bagi kita untuk menyimpannya di tempat yang aman.

Meski Anda menyimpannya di tempat yang Anda rasa aman, risiko kehilangan akibat dicuri masih tetap ada. Untuk risiko yang satu ini, Anda bisa mengatasinya dengan menyewa safe deposit box.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Harga Emas Tembus Rekor, Kenapa Saham Emiten Emas Jeblok?

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts