Ini Deretan Saham Tercuan Sepekan, Ada yang Lompat 46%

Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam sepekan beberapa saham milik orang terkaya di Indonesia memimpin saham tercuan dalam sepekan. Salah satunya adalah saham yang belum lama melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) milik Prajogo Pangestu.

Read More

Kenaikan beberapa saham top gainers dalam sepekan salah satunya di dorong oleh tingginya aksi pembelian oleh investor asing dan aksi korporasi. Selain saham tercuan dalam sepekan, terdapat pula sama terboncos dalam sepekan yang membuat para investor semakin buntung.

Berikut lima saham tercuan dalam sepekan.


Emiten batu bara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) milik konglomerat Prajogo Pangestu memimpin top gainers meskipun memutuskan untuk tidak membagikan dividen pada tahun 2023 dari hasil buku tahun 2022. CUAN mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang berjumlah Rp 570,9 miliar pada tahun 2022, dimana seluruhnya dicatat sebagai laba yang ditahan untuk membiayai kegiatan usaha perseroan. Selain itu, CUAN juga irit dalam memakai dana hasil penawaran umum perdana saham (IPO).

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), CUAN melaporkan dana bersih sebesar Rp363,93 miliar hasil IPO seluruhnya disimpan dalam bentuk giro di PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Dalam laporan tersebut menunjukkan belum terealisasinya dana IPO sesuai dengan rencana penggunaan dana di prospektus. CUAN berencana akan menggunakan Rp145,39 miliar dana untuk belanja modal guna pembangunan intermediate stockpile (ISP) yang berlokasi di Desa Mengkatip, Kecamatan Dusun Hilir, Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Kemudian sebesar Rp218,54 miliar akan digunakan untuk penyetoran modal ke entitas anak PT Tamtama Perkasa (TP).

Emiten otomotif PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) juga mengalami lonjakan harga dalam sepekan meski tidak ada sentimen positif apapun. Transaksi pada saham PRAS cukup volatile meski belum lama ini Bing Hartono Poernomosidi selaku Presiden Komisaris PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk. (PRAS) mengundurkan diri.

Emiten batu bara lainnya milik Group Bakrie dan Group Salim, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga masuk dalam jajaran top gainers dalam sepekan.

Dalam sepekan BUMI masuk dalam top akumulasi asing. Hal ini membuat harga saham BUMI makin volatile. Selain itu di dorong dari kenaikan harga batu bara ICE Newcastle kontrak Agustus. Dalam lima hari terakhir, harga batu bara sudah terbang hingga 11%. Pada perdagangan Jumat (21/7/2023) harga batu bara ICE Newcastle kontrak Agustus menguat 1,25% di posisi US$141,75 per ton.

Emiten Group MAP yakni PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) belum lama ini melakukan stock split saham 1:10 dari nominal Rp100 per saham menjadi Rp10 per saham pada Kamis (20/7/2023).

Tujuan dari stock split tersebut adalah untuk meningkatkan likuiditas dan meningkatkan daya tarik saham MAPA bagi investor ritel.

Aksi tersebut telah memperoleh persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar pada 20 Juni yang lalu.

Sejak RUPS tersebut, harga saham MAPA terus naik hingga penutupan perdagangan kemarin Jumat (21/7/2023) dengan melesat 6,29% di harga Rp760 per lembar saham.

Kabar baik juga datang dari emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Emiten grup properti terkemuka Sinar Mas Land mengumumkan pencapaian pra penjualan per Semester I 2023. Per akhir Juni 2023, BSDE berhasil membukukan pra penjualan senilai Rp4,79 triliun, setara 54% dari target pra penjualan 2023 yakni Rp8,80 triliun.

Selain saham tercuan dalam sepekan, terdapat pula saham terboncos dalam sepekan.


Berbeda dari BSDE yang masuk dalam jajaran top gainers, emiten properti satu ini justru masuk dalam jajaran top losers. PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF) dalam sepekan harga sahamnya terjun sebesar 35,51%.

RELF menargetkan pembangunan 1.300 unit rumah pada 2023 usai mendapatkan suntikan modal dari aksi pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 22 Juni lalu.

Emiten lain yang belum lama listing di BEI juga harus masuk dalam jajaran top losers. PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) sejak awal listing terus mengalami penurunan hingga berakhir di harga Rp91 per lembar saham pada perdagangan Jumat (21/7/2023). Dimana harga IPO TGUK adalah Rp110 per lembar saham.

Tak begitu jauh nasibnya dengan TGUK, PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI) juga mengalami penurunan sejak listing di BEI. Emiten yang baru listing 10 Juli 2023 ini juga harus mengalami penurunan dari harga IPO di Rp100 menjadi Rp91 hingga perdagangan Jumat (21/7/2023).

Emiten boncos lainnya yang harus mendarat di Rp50 per lembar saham yakni PT Personel Alih Daya Tbk (PADA). Belum lama ini Perseroan menebar dividen Rp1,56 miliar. Besaran dividen sekitar 35% dari laba bersih tahun buku 2022 senilai Rp4,47 miliar. Para pemegang saham menerima dividen tunai sejumlah Rp0,5 per lembar yang telah cum date pada 15 Juni 2023 dan tanggal pembayarannya sudah di tanggal 19 Juni 2023.

Namun, selepas menerima dividen tunai tersebut, justru harga saham PADA tidak mampu menguat sehingga turun dan mendarat di Rp50 per lembar saham.

Dan emiten penyewa alat berat PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) juga harus masuk dalam jajaran top losers dengan turun 12,90% dalam sepekan.

Belum lama ini, SKRN melakukan akuisisi terhadap 70% saham Gunanusa Utama Fabricators. Akuisisi tersebut dengan nilai Rp 213,21 miliar yang dilakukan SKRN pada 26 Juni 2023, dengan membeli 100.846 lembar saham Gunanusa Utama Fabricators.

Akuisisi terjadi karena Gunanusa Utama Fabricators sebelumnya adalah pelanggan dari SKRN. Gunanusa Utama Fabricators menyewa crane milik SKRN untuk pekerjaan Fabricators. SKRN dan Gunanusa Utama Fabricators sudah menjalin hubungan bisnis yang cukup lama.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts