Ini Dia Kabar Terbaru Dari Bos BI Soal Rupiah Digital!


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan penerbitan rupiah digital atau central bank digital currency (CBDC) akan segera dilaksanakan. Dalam roadmapĀ BI, penerbitan ini direncanakan dimulai tahun ini

Saat ini, proses penerbitannya masih dalam tahap menguji gagasan atau konsep (proof of concept) pengembangan teknologi penopang Rupiah Digital.

“Rupiah digital ini kami tengah memfinalisasi proof of concept, itu tahap pertama rupiah digital. Kami masih memilih teknologi yang akan dipakai,” kata Perry dalam Mandiri Investment Forum 2024 di Jakarta, dikutip Rabu (6/3/2024).

Kemudian, penerbitan digital rupiah akan dilaksanakan melalui bank dan non-bank terpilih atau disebut ‘wholesaler’ dan ‘retailer’. Untuk melengkapi hal ini, BI pun akan membangun Khazanah Digital Rupiah sebagai platform pendistribusiannya.

“Kami masih memilih wholesale perbankan yang terbesar. Melalui tahap ini, kami akan distribusikan rupiah digital dan memberikan perizinan kepada para pelaku usaha terbesar untuk masuk ke ritel dengan open account atau aset digital lainnya,” tutur Perry.

Sebelumnya, BI telah menerbitkan White Paper terkait pengembangan Digital Rupiah pada 30 November 2022. White Paper ini merupakan pemaparan awal dari Proyek Garuda berupa desain level atas (high-level design) Digital Rupiah sekaligus sebagai bentuk komunikasi kepada publik terkait rencana pengembangan Digital Rupiah.

White Paper ini menjelaskan konfigurasi desain Digital Rupiah yang terintegrasi dari ujung ke ujung, fitur desain Digital Rupiah yang memungkinkan pengembangan model bisnis baru, arsitektur teknologi Digital Rupiah, serta dukungan perangkat regulasi dan kebijakan terhadap implementasi desain Digital Rupiah.

Berdasarkan White Paper ini, konsep pengembangan Rupiah Digital wholesale (w-Rupiah Digital) memiliki cakupan akses terbatas dan hanya didistribusikan untuk penyelesaian transaksi wholesale seperti operasi moneter, transaksi pasar valas, serta transaksi pasar uang.

Sementara itu, konsep pengembangan untuk Rupiah Digital ritel (r-Rupiah Digital) memiliki cakupan akses yang terbuka untuk publik serta didistribusikan untuk berbagai transaksi ritel baik dalam bentuk transaksi pembayaran maupun transfer, oleh personal/individu maupun bisnis (merchant dan korporasi).

Deputi Gubernur BI Juda Agung sebelumnya mengungkapkan bahwa BI menguji coba penerapan mata uang digital rupiah atau Central Bank Digital Currency (CBDC).

Uji coba yang masih dalam tahap test piloting atau uji validitas dan reliabilitas itu seiring dengan bentuk rupiah digital yang masih dalam tahap konseptual desain.

“Mengenai CBDC, kita terus test piloting dan sekarang di BI sedang dalam proses konseptual desain dengan menggunakan simulasi-simulasi dari sisi internal BI,” ucap Juda, dalam acara Economic Outlook 2024 CNBC Indonesia, Kamis (29/2/2024).

Proses pembentukan rupiah digital yang BI buat susu dalam proyek yang disebut dengan Proyek Garuda itu turut mengacu pada pengembangan mata uang digital di bank sentral lain, misal di China dan Swedia.

Sebagaimana diketahui China telah memiliki mata uang digital yang disebut dengan Yuan Digital atau e-CNY yang telah dibuat sejak 2014. Sementara itu, di Swedia bernama e-Krona yang telah dikembangkan sejak 2017.

“Kita tentu saja akan melihat dari perkembangan CBDC secara global, juga pengalaman-pengalaman negara lain seperti apa, yang tentu saja kita akan melihat dulu seperti di China yang sudah lakukan dan negara di Eropa seperti Swedia,” tegas Juda.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


BI Tegaskan Stress Test Perbankan RI Tetap Kuat

(haa/haa)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts