Jika Jiwasraya Dibubarkan, Aset Saham Bakal Dijual?


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Program penyelamatan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) rampung. Sebanyak 99,7% nasabah menyetujui penyelamatan polis asuransi tertua tersebut. 

Seiring dengan hal tersebut, kabar mengenai pembubaran Jiwasraya pun ikut mencuat. 

Sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sempat menyebutkan bahwa setelah dilakukan restrukturisasi dan pengalihan polis milik nasabah Asuransi Jiwasraya, nantinya perusahaan asuransi tersebut akan ditutup secara permanen.

Adapun saat ini Kejaksaan Agung juga telah menyerahkan aset-aset sitaan kepemilikan saham milik Jiwasraya. Tercatat, ada 11 emiten tercatat sebagai saham sitaan milik Kejaksaan Agung (Kejagung) buntut kasus korupsi asuransi. Kesebelas emiten tersebut mayoritas sahamnya dimiliki tersangka kasus Jiwasraya dan ASABRI.

Emiten yang mayoritas sahamnya disita Kejagung itu antara lain: PT Hanson Internasional Tbk (MYRX), PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), PT Rimo Internasional Lestari (RIMO), PT Andira Agro Tbk (ANDI), PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT).

Selanjutnya, PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME), PT Sky Energy Indonesia (JSKY), PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA), PT Sinergi Megah Internusa (NUSA), PT Kota Satu Properti Tbk (SATU) dan PT Siwani Makmur Tbk (SIMA).

Kesebelas saham tersebut masuk ke daftar aset sitaan Jiwasraya yang ditaksir nilainya mencapai Rp3,1 triliun. Aset tersebut diketahui telah berpindah tangan ke BUMN sejak 6 Maret 2023 lalu.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga belum dapat memastikan apakah aset kepemilikan saham Jiwasraya di sejumlah emiten tersebut akn dijual atau dipertahankan.

“Yang bilang mau dijual siapa ? (Jual atau tidak) Diskusi ini kan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (2/1).

Arya berharap kinerja harga saham kesebelas emiten tersebut membaik dan kembali naik. “Kalau masih jelek harga sahamnya dan ada kemungkinan naik, kenapa harus dieksekusi? Belum tau juga,” sebutnya.

Sementara, dia 11 saham tersebut bebeeapa diantaranya ada yang berpotensi delisting. Namun hal itu masih dikaji dan didiskusikan. “Kan aku bilang masih diskusi nih kita,” tuturnya.

Sementara, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menuturkan penjualan portofolio saham Jiwasraya tidak akan secara signifikan menurunkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Saat ini kinerja pasar saham Tanah Air masih didorong oleh gerak 45 saham-saham kelompok likuid yang berada di kelompok LQ45.

“Kalaupun ada penurunan enggak akan banyak. Karena drivernya di LQ45,” ujar Irvan, ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (2/1/2024).

Pergerakan IHSG saat ini tergantung dengan LQ45 yang didominasi saham-saham besar seperti top 10 dan top 15 di Bursa. “Jadi saya pikir ya tergantung dari saham-saham yang besar,” tuturnya.

Sebagai informasi, dalam rangka restrukturisasi Jiwasraya, polis nasabah telah dialihkan ke perusahaan asuransi milik holding BUMN yaitu IFG Life. Tapi belum ada ketentuan selanjutnya terkait pengelolaan aset berupa saham yang dimiliki Jiwasraya.

Meski sudsh diserahkan sejak Maret lalu, menurut penelusuran dari laman daftar pemilik efek di atas 5%, per tanggal 3 Maret 2023, Kejagung masih tercatat sebagai pemegang saham mayoritas emiten-emiten tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Cerita Nasabah Jiwasraya Tegas Tolak Restrukturisasi, Kenapa?

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts