Kapitalisasi Pasar GOTO Turun Terus, Kini Tak Lagi Jadi 20 Besar


Jakarta, CNBC Indonesia – Kapitalisasi pasar emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terpantau sudah tak lagi berada di 20 besar per sesi I Jumat (8/3/2024), meski pada sesi I hari ini sahamnya terpantau bergairah.

Read More

Sejak GOTO menyentuh harga rekor tertingginya atau all time high (ATH) pada 9 Juni 2022, penurunan kapitalisasi pasar GOTO sudah mencapai Rp 370,7 triliun.

Kini, GOTO tak lagi menjadi emiten terbesar ke-20 di Indonesia, di mana kapitalisasi pasar GOTO saat ini mencapai Rp 84,1 triliun, berada di bawah emiten batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp 86,04 triliun dan di atas emiten poultry PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

Market Cap GOTO (US$ Miliar)

Pada sesi I hari ini, sekitar pukul 10:26 WIB, saham GOTO melesat 1,43% ke posisi Rp 71/saham. Nilai transaksinya sudah mencapai Rp 33,59 miliar, dengan transaksi sebanyak 5.527 kali dan volumenya sudah mencapai 479,47 juta lembar saham.

Antrean beli kembali mendominasi, di mana totalnya sudah mencapai 23,5 juta lembar saham atau mencapai Rp 2,4 miliar.

Sebelumnya beberapa hari lalu, GOTO sempat tertekan hingga ke harga Rp 63/saham. Dalam beberapa waktu terakhir, GOTO juga cenderung membentuk tren bearish dan turut membuat kapitalisasi pasarnya terus menurun.

Tertekannya GOTO sepertinya diakibatkan oleh respons pasar terkait periode lock up saham seri B yang berakhir pada 30 Maret 2024.

Sebagai informasi, GOTO sendiri memiliki struktur pemegang saham dengan dua jenis seri, yaitu saham seri A (saham biasa) dan saham seri B (saham dengan hak suara multiple) seperti yang tertulis di prospektus IPO GOTO 2022 lalu.

Untuk saham seri A (saham biasa), periode lock up telah berakhir pada 11 Desember 2022. Sedangkan lock up saham seri B akan berakhir pada 30 Maret 2024.

Berdasarkan POJK No. 22 Tahun 2021, setiap Pemegang Saham Seri B (MVS/SHSM) dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan atas Saham Seri B yang dimilikinya selama dua tahun sejak Tanggal Efektif atau 30 Maret 2024 atau dua tahun sejak IPO.

Di lain sisi, Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo juga menuturkan rencana buyback saham perseroan. Menurutnya hal itu masih berada dalam proses kajian dan GOTO akan sangat berhati-hati dalam mengkaji semua aspek.

“Jika diputuskan akan dilakukan, juga akan bergantung pada persetujuan pemegang saham dan regulator,” kata Patrick dalam paparan publik insidetil GOTO, Rabu (28/2/2024).

Dia melanjutkan, dengan tercapainya EBITDA positif GOTO di kuartal IV-2024, kinerja keuangan dan posisi arus kas GOTO semakin menguat. Namun, lanjutnya, GOTO akan terus berhati-hati dalam mengalokasikan modalnya.

“Kami akan terus memprioritaskan penggunaan kas yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan nilai jangka panjang bagi pemegang saham, termasuk eksplorasi kemungkinan dilakukannya buyback,” tutur Patrick.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Tiktok Resmi Gabung GOTO, Kok Sahamnya Ambles 5,94%?

(chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts