Kinerja Syailendra MSCI Ungguli Indeks Populer di Market!

Jakarta, CNBC Indonesia – Reksa dana indeks menjadi salah satu pilihan saat melakukan diversifikasi investasi bagi para investor. Kinerja reksa dana indeks seperti Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A (SMSCI) pun terbukti mampu bertahan, bahkan lebih baik dibandingkan indeks-indeks populer di pasar saham yang kerap menjadi benchmark.

Saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sepanjang 2023, reksa dana SMSCI mampu menghasilkan keuntungan yang signifikan. Bukan hanya unggul dari IHSG, tapi juga unggul dari 30-45 perusahaan pilihan dari sisi kapitalisasi dan likuiditas, yang tergabung dalam IDX30 & LQ45.

Read More

Berdasarkan data dari Infovesta, Reksa Dana SMSCI memiliki raihan tingkat pengembalian YTD sebesar 13,1% per Juli 2023. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan IHSG yang sebesar 1,2% dan IDX30 yang sebesar 2,8%, serta LQ45 yang sebesar 3%.

Adapun dalam setahun, kinerja SMSCI mengalami kenaikan 14,8%, kenaikan selama dua tahun sebesar 39,4%, dan 40,8% selama tiga tahun. Saat ini total dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) SMSCI mencapai Rp 771 miliar.

“SMSCI berkinerja baik dalam periode ekspansi ekonomi dan memiliki ketahanan yang lebih baik saat terjadi koreksi pasar dibandingkan dengan indeks lain pada umumnya,” tulis riset Syailendra berdasarkan data dari Bloomberg.




Foto: Kinerja Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A (SMSCI). (Dok. syailendra)

Untuk diketahui SMSCI merupakan reksa dana saham yang memiliki alokasi aset 80-100% saham dan 0-20% pasar uang/obligasi. SMSCI dikelola untuk memperoleh hasil investasi menyerupai indeks MSCI Indonesia Value. Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia Index sendiri merupakan salah satu indeks acuan utama yang dipercaya bagi investor asing untuk menyusun dan mengelola portfolio atas saham-saham di Indonesia.

Dalam prinsipnya, SMSCI menerapkan prinsip “value investing” dengan fokus berinvestasi secara selektif ke saham-saham berkapitalisasi besar (large cap/blue chip) yang memiliki harga relatif lebih murah dibandingkan nilai fundamentalnya (undervalued). Screening sangat ketat atas 3 value indikator penting: P/E, PBV, Dividend Yield. Sehingga selain dapat memaksimalkan profit investasi jangka panjang, SMSCI juga memberikan tingkat likuiditas dan volatilitas yang terjaga.

Menurut fund fact sheet reksa dana per Juli 2023, 10 besar aset (top holdings) dalam portofolio SMSCI antara lain Astra International (ASII), Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia(BBRI), Indah Kiat Pulp and Paper (INKP), Indofood Sukses Makmur (INDF), Semen Indonesia (SMGR), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Unilever Indonesia (UNVR), dan United Tractors (UNTR).

SMSCI dapat dibeli di YO! Inves, BNI, QNB, Mandiri Sekuritas, BNI Sekuritas, Mega Capital Syariah, Mirae Asset, MNC Sekuritas, Ajaib, Bareksa, Phillip Securities Indonesia, Fundtastic, Makmur, Tanamduit, Cermati, SMARD, XDana, Invesnow, dan Saya Kaya.

 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Yield Obligasi Diprediksi Flat, Investor Harus Lakukan Ini

(rah/rah)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts