Layanan Digital Bank Besar Makin Lengkap, Bank Digital Masih Relevan?


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemain bank digital semakin banyak, terhitung sudah mencapai sekitar 15 bank di Indonesia. Terbaru, PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) besutan Kredivo Group, yang resmi meluncurkan layanan perbankan digitalnya, Krom, pada hari Selasa (27/2/2024).

Menurut data Bank Indonesia yang terbaru, masih ada sekitar 48% dari penduduk Indonesia yang belum memiliki akses kepada perbankan atau unbanked. Hal ini memberikan potensi untuk digarap oleh para pemain bank digital.

Namun, faktanya, banyak tantangan yang dihadapi oleh perbankan digital. Salah satunya, persaingan, terutama dengan bank-bank konvensional besar yang menguasai pasar.

Sebagai informasi, ada lima bank besar yang menguasai industri finansial di Indonesia. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) aset bank umum mencapai Rp 11.765,83 triliun per Desember 2023, naik 5,87% secara tahunan (yoy). Jumlah bank umum pun tercatat sebanyak 105.

Saat ini, 5 bank terbesar di Indonesia menguasai 60,10% dari total aset industri. Artinya sebanyak 100 bank lain menyumbang 39,01% sisanya, dan harus bersaing dengan ketat. Sebagaimana diketahui sekitar 60% aset perbankan merupakan kontribusi dari kredit yang disalurkan kepada pihak ketiga.

Belum lagi, bank-bank konvensional pun sudah mulai melakukan transformasi dengan memperkuat digitalisasi. Sebut saja Bank Mandiri yang kini mempunya super apps Livin.

Pun BCA juga telah mengganti m-banking miliknya dengan My BCA yang lebih kaya fitur layanan. Begitu pula dengan Bank CIMB Niaga yang telah lebih dahulu mengoptimalkan layanan perbankan melalui super apps Octo. 

Lantas, apakah bisnis bank digital masih relevan di industri perbankan Indonesia dan mampu mengambil ceruk pasar?

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyebut bank digital masih sangat relevan, terutama dalam peningkatan inklusi dan literasi keuangan. Hal ini didukung oleh perubahan pola konsumsi dari offline ke online yang membuat bank digital diminati oleh masyarakat, terutama bagi rentang usia 17-34 tahun.

“Kemudahan bank digital ditunjang dengan adaptasi teknologi yang cepat, membuat bank digital bisa menjadi primadona bagi kaum muda. Apalagi jika bank digital mulai masuk ke industri payroll karyawan. Saya rasa ke depan bisa lho gaji karyawan diberikan via bank digital atau bahkan dompet digital. Kepraktisan belanja dan berbagai hal lainnya membuat bank digital masih relevan hingga beberapa tahun ke depan,” jelas Nailul saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (28/2/2024).

Ia menambahkan, persentase masyarakat yang menggunakan akun bank secara digital masih relatif rendah. Artinya pangsa pasar bank digital masih terbuka lebar.

Terkait persaingan dengan bank konvensional, Nailul menyebut bank digital akan dipengaruhi oleh ekosistem digital dan perbankannya. Menurutnya, bank konvensional dengan aset jumbo sudah pasti menguasai pasar, tetapi belum tentu menguasai ekosistem digital.

Senada, Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo menilai bank digital masih relevan karena selain potensi pasar, memiliki kemampuan penetrasi pasar unbanked yang lebih cepat.

Di samping itu, bank digital memiliki keunggulan dalam melayani kebutuhan kapan saja dan di mana saja. Kemudian juga, ada ⁠keleluasaan pengembangan produk/layanan/fitur bagi bank digital.

“Hal ini lah yang mendorong bank konvensional mengembangkan layanan keuangan digital sebagaimana dilakukan fintech,” kata Arianto kepada CNBC Indonesia, Rabu (28/2/2024).

Namun, ia menyebut bank konvensional yang menyediakan layanan digital tersebut memiliki keunggulan basis nasabah atau debitur eksisting dan loyal dibandingkan “bank digital baru”.

“OJK [Otoritas Jasa Keuangan] pun tidak secara khusus mendefinisikan bank digital berbeda dengan bank umum konvensional. Hal ini terbukti tepat, karena pada dasarnya layanan digital tidak hanya disediakan oleh bank yang didirikan murni sebagai bank digital, tetapi lebih efektif disediakan oleh bank umum konvensional yang menyediakan layanan digital,” pungkas Arianto.

Bahkan, tambahnya, bank umum dengan layanan digital dapat dikatakan unggul dalam penyediaan layanan konvensional dan digital pada waktu bersamaan.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Superbank akan Bawa Pentolan Bank Digital Korsel ke RI

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts