Menguat Tipis, Rupiah Hentikan Pelemahan 2 Hari Beruntun

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah sukses menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (10/5/2023). Pelaku pasar hari ini menanti rilis data inflasi AS yang bisa memberikan gambaran lebih jelas kebijakan yang akan diambil bank sentral AS (The Fed).

Read More

Rupiah sebenarnya melemah di awal perdagangan, tetapi mampu bangkit dan menguat tipis 0,03% ke Rp 14.720/US$.

Presiden The Fed wilayah New York, John William mengatakan inflasi baru akan mencapai target 2% dalam jangka waktu dua tahun ke depan. Ia juga membuka peluang suku bunga kembali dinaikkan.

“Kami tidak pernah mengatakan kenaikan suku bunga sudah berakhir. Kami akan memastikan mencapai target kami, kami akan menilai apa yang terjadi pada perekonomian dan mengambil keputusan berdasarkan data,” kata William sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (9/5/2023).

Data inflasi dari AS akan dirilis malam ini. Hasil polling Reuters menunjukkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) pada April diprediksi tumbuh 0,4% month-to-month (mtm) lebih tinggi dari sebelumnya 0,1%. Sementara secara tahunan atau year-on-year (yoy) diperkirakan sebesar 5%, sama dengan bulan sebelumnya.

Inflasi inti yang tidak memasukkan sektor energi dan pangan diprediksi tumbuh 0,4% (mtm) sama dengan pertumbuhan Maret, dan 5,5% (yoy) sedikit turun dari bulan sebelumnya 5,6% (yoy).

Prediksi tersebut menunjukkan inflasi di Amerika Serikat masih sulit turun, yang bisa jadi menguatkan ekspektasi kenaikan suku bunga. Apalagi jika inflasi tersebut justru lebih tinggi dari prediksi.

Sementara itu kabar baik datang dari Bank Indonesia yang melaporkan Survei Konsumen pada April 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2023 sebesar 126,1, lebih tinggi dibandingkan dengan 123,3 pada Maret 2023.

Menguatnya optimisme konsumen didorong oleh peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap ekonomi ke depan,” papar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono, Selasa (9/5/2023).

Semakin optimistis konsumen artinya akan ada banyak belanja yang dilakukan. Hal ini bisa berdampak positif, sebab belanja konsumen merupakan motor penggerak perekonomian. Pada kuartal I-2023 kontribusinya mencapai 51,88%, bahkan hanya konsumsi rumah tangga yang tumbuh dibandingkan kuartal IV-2022, sektor lainnya mengalami kontraksi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Video: Menguat Lebih Dari 1%, Rupiah Tembus Rp 14.985/USD

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts