Mogok Pekerja Ancam Pasokan LNG, Harga Gas Dekati EUR 40/MWh

Jakarta, CNBC Indonesia – Produsen terbesar ketiga gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG)dunia, Australia, mengalami kesulitan dalam negosiasi dengan pekerja mereka. Belum nampak persetujuan besaran gaji yang diharapkan pekerja dan situasi kerja seharusnya menjelang potensi keputusan pemogokan hari Jumat.

Read More

Melansir Refinitiv, harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) terus mendekat level psikologis 40 euro per mega-watt hour (MWh). Perdagangan kemarin, harga gas melesat 12,71% ke EUR 38,81 euro/MWh. Perdagangan hari ini pukul 14.40, harga gas kembali naik 1,5% ke EUR 39,40/MWh.



Seperti yang diketahui, gas digunakan untuk banyak hal, termasuk memasak dan menghasilkan listrik. Salah satu cara mengangkut gas ini adalah dengan mengubahnya menjadi LNG dan mengirimkannya ke berbagai negara di seluruh dunia.

Namun, jika pekerja dan produsen gas tidak bisa mencapai kesepakatan, ada kemungkinan besar akan terjadi pemogokan industri. Ini artinya pekerja mungkin tidak akan bekerja untuk beberapa waktu sebagai bentuk protes.

Melansir Montel, negosiasi antara pihak pekerja dan produsen gas masih buntu. Meskipun ada sedikit perkembangan, tetapi kedua pihak belum sepakat. Ini berarti kemungkinan pemogokan semakin besar.

Keputusan tentang pemogokan berpotensi diambil pada hari Jumat. Jika pemogokan terjadi, ini bisa berpengaruh pada pasokan gas global hingga 10%. Jika pasokan gas berkurang, gap persediaan dan permintaan akan membesar dan bisa mendorong kenaikan harga gas di berbagai negara.

Hingga saat ini, pihak serikat pekerja sedang berbicara dengan produsen gas bernama Woodside. Mereka sedang membicarakan tentang kemungkinan pemogokan di tempat yang disebut “terminal”. Sebagai informasi, terminal merupakan tempat gas dikirim dan disimpan sebelum diangkut ke berbagai tempat.

Negosiasi juga dilakukan dengan perusahaan gas lain yaitu Chevron. Mereka membicarakan tentang pemogokan di tempat-tempat lain penyimpanan gas di fasilitas Gorgon yang berkapasitas 15,6 juta ton/tahun dan Wheatstone dengan kapasitas 8,9 juta ton/tahun.

Jika pemogokan terjadi, produksi gas bisa berhenti atau melambat. Ini bisa membuat pasokan gas menjadi kurang. Pada tahun lalu, terdapat juga pemogokan di terminal “Prelude” berhenti selama 75 hari. Aksi ini menghentikan operasi di terminal milik Shell yang berkapasitas 3,6 juta ton/tahun.

Namun, ada juga kabar baik. Produsen gas Woodside mengatakan bahwa ada perkembangan positif dalam pembicaraan. Mereka telah mencapai kesepakatan dasar tentang beberapa masalah penting bagi pekerja.

Pekerja di fasilitas “Rak Barat Laut” juga mendukung kemungkinan pemogokan. Mereka memberikan suara mendukung pemogokan karena masalah gaji dan kondisi kerja yang mereka hadapi sejak April.

Namun, jika pemogokan dilakukan, harus sesuai dengan hukum. Pemogokan ini harus dimulai dalam waktu 30 hari setelah keputusan diambil, dan pemberitahuannya harus diberikan tujuh hari sebelumnya.

Akibat dari semua ini, harga gas di Eropa sudah naik 10% lebih kemarin. Ini karena orang khawatir bahwa kurangnya pasokan gas dari Australia akan membuat harga gas naik dan persaingan lebih sulit.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


China Tak Lagi Mendidih, Harga Batu Bara Langsung Jatuh 1%

(mza/mza)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts