Ngeri! Sepertiga Dunia Bakal Resesi, Awas IHSG Anjlok Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar keuangan Indonesia bergejolak pada perdagangan kemarin. Saat mata uang rupiah mampu mencatatkan kenaikan pertama pada 2023, pasar saham malah tersungkur. Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebut sepertiga dunia akan mengalami resesi memberikan sentimen negatif ke pasar finansial global. Selain pernyataan IMF, faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar finansial dalam negeri pada perdagangan Kamis (5/1/2022) akan dibahas pada halaman 3.

Read More

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok lebih 1 persen tepatnya 1,10% menjadi 6.813,24. Dilansir dari RTI Business, hanya 164 saham mengalami apresiasi, 369 saham terkoreksi, sementara 173 lainnya mendatar. Sementara volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 17 miliar dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 1,2 juta kali.


Sementara itu rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 15.585/US$, menguat tipis 0,06% di pasar spot.

Pasar keuangan Indonesia tertekan oleh pelambatan ekonomi hingga resesi yang terlihat semakin jelas.

Dana Moneter Internasional (IMF) yang memberikan isyarat bahwa tahun ini akan menjadi tahun yang sulit karena mesin utama pertumbuhan global – Amerika Serikat, Eropa, dan Chinasemuanya mengalami aktivitas yang melemah.

Pelaku pasar juga berhati-hati setelah data menunjukkan aktivitas pabrik China menyusut paling banyak dalam hampir 3 tahun pada bulan Desember, di tengah penyebaran cepat kasus COVID di seluruh daratan.

Di China, sektor manufakturnya mengalami kontraksi dalam beberapa bulan terakhir.



Data dari pemerintah China menunjukkan purchasing managers’ index(PMI) manufaktur pada Desember 2022 sebesar 47, turun dari bulan sebelumnya 48.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya artinya kontraksi, dan di atasnya adalah ekspansi.

PMI manufaktur sudah mengalami kontraksi dalam 3 bulan beruntun, versi pemerintah China.

Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts