Pasar Makin Optimis The Fed Melunak, Wall Street Dibuka Cerah


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Rabu (29/11/2023), karena meningkatnya kembali optimisme pasar terhadap prospek penurunan suku bunga bank sentral AS di tahun depan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka naik 0,11% ke posisi 35.454,41, S&P 500 menguat 0,47% ke 4.576,09, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,64% menjadi 14.373,54.

Reli kembali terjadi di Wall Street setelah data estimasi kedua dari pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal III-2023 dirilis.

Ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh sebesar 5,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2023.

Berdasarkan data estimasi kedua dari Biro Analisis Ekonomi AS yang dirilis hari in i, realisasi tersebut lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,9% dan proyeksi para analis sebesar 5%.

Adapun pada kuartal sebelumnya,pertumbuhan ekonomi AS hanya sebesar 2,1% setelah turun selama tiga kuartal berturut-turut.Hasil pada kuartal III pun menandai pertumbuhan terkuat sejak kuartal terakhir 2021.

Investasi non-perumahan direvisi lebih tinggi untuk menunjukkan kenaikan sebesar 1,3% dibandingkan perkiraan awal yang turun sebesar 0,1%.

Selain itu, investasi perumahan meningkat untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun dan dengan laju yang jauh lebih cepat dari perkiraan awal (6,2% vs 3,9% pada perkiraan awal).

Sementara itu, inventaris swasta menambah pertumbuhan sebesar 1,4%, di atas perkiraan sebelumnya sebesar 1,32% dan belanja pemerintah meningkat lebih cepat (5,5% vs 4,6%).

Di sisi lain, belanja konsumen naik 3,6%, sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 4%, namun tetap menjadi kenaikan terbesar sejak kuartal IV- 2021.

Sementara itu, investor masih merespons positif dari pernyataan Gubernur bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Christopher Waller, yang mengungkapkan rasa percaya diirnya jika kebijakan The Fed “saat ini sudah dalam posisi yang baik” dalam menekan inflasi.

“Pasar sudah jauh di depan Waller yang akan memindahkan sikap The Fed,” kata Adam Crisafulli, founder dan president Vital Knowledge, dikutip dari CNBC International.

Adapun penetapan harga fed fund futures menunjukkan kemungkinan bahwa The Fed dapat menurunkan suku bunga pada awal musim semi mendatang, menurut CME FedWatch Tool.

Hal ini juga dapat dibuktikan dengan perangkat CME FedWatch, di mana sebanyak 98,5% pasar memprediksi The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya di pertemuan Desember mendatang.

Sementara 49,5% berekspektasi The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga pertamanya sebesar 25 basis poin (bps) pada Mei 2024 menjadi 5-5,25%.

Di lain sisi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS kembali melandai hari ini. Yield Treasury tenor 10 tahun melandai 6,9 basis poin (bp) menjadi 4,267%

Investor masih menanti rilis data inflasi PCE besok dan data tenaga kerja lainnya untuk pembanding apakah data-data tersebut akan meluluhkan sikap The Fed di pertemuan berikutnya.

Dari kabar korporasi di AS, saham General Motors melonjak 11,5% di awal sesi, setelah perusahaan mengumumkan pembelian kembali (buyback) saham sebesar US$ 10 miliar dan menaikkan dividennya.

Sedangkan saham Phillips 66 melonjak nyaris 5%, setelah Elliott Investment Management mengambil saham senilai US$ 1 miliar di perusahaan energi tersebut dalam upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Amerika Turun Derajat, Wall Street Dibuka Kebakaran

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts