Pasar Tenaga Kerja AS Mulai Melemah, Wall Street Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melesat di awal perdagangan Kamis (9/2/2023) waktu setempat. Serangkaian laporan earning emiten mendongkrak kinerja Wall Street.

Read More

Indeks Dow Jones naik 0,7%, S&P 500 0,8%, dan Nasdaq melesat 1,4%.

Saham Disney melesat melesat setelah melaporkan kehilangan subscriber yang lebih sedikit dari ekspektasi pasar. Kemudian PepsiCo juga naik setelah membukukan laba lebih tinggi dari ekspektasi.

Sejauh ini, 63% dari perusahaan di S&P sudah melaporkan earning kuartal IV-2022. Dari total yang melaporkan sebanyak 69,5% lebih baik dari ekspektasi, berdasarkan data dari FactSet sebagaimana dilansir CNBC International.

Kemudian, data yang dirilis dari Amerika Serikat menunjukkan klaim tunjangan pengangguran sebanyak 196.000 sepanjang pekan lalu, naik dari 13.000 dari pekan sebelumnya.

Rilis data ini membuat pelaku pasar melihat pasar tenaga kerja mulai melemah dan bank sentral AS (The Fed) kemungkinan tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga.

Sebelumnya pasar sempat cemas setelah pekan lalu data tenaga kerja AS masih terlihat sangat kuat.

Secara mengejutkan perekonomian Paman Sam mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 517 ribu orang sepanjang Januari, berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi di atas survei Reuters sebanyak 185 ribu orang,

Kemudian, tingkat pengangguran yang diprediksi naik menjadi 3,6% malah turun menjadi 3,4%. Rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% year-on-year, lebih tinggi dari prediksi 4,3%.

Dalam kondisi normal pasar tenaga kerja yang kuat, tingkat pengangguran yang turun, serta rata-rata upah per jam yang naik cukup tinggi adalah kabar baik. Tetapi dalam kondisi saat ini itu menjadi berita buruk.

Pasar tenaga kerja yang kuat, begitu juga dengan rata-rata upah berisiko membuat inflasi semakin sulit turun ke target bank sentral AS (The Fed) sebesar 2%. Artinya ada risiko The Fed kembali akan agresif menaikkan suku bunga, dan suku bunga tinggi ditahan lebih lama lagi.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Wall Street Futures Jeblok Lagi, Analis Tak Heran!

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts