Penjualan Tumbuh, Ini Strategi BEER Hingga Akhir Tahun 2023

Jakarta, CNBC Indonesia Emiten minuman beralkohol PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER) berhasil membukukan penjualan bersih senilai Rp 25,37 miliar pada akhir semester I-2023. Angka ini meningkat 10,26% year on year (YoY) jika dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 23,01 miliar.

Read More

Direktur Utama BEER, Audy Charles Lieke mengungkapkan bahwa pertumbuhan penjualan tersebut didorong oleh beberapa hal, mulai dari kondisi perekonomian, global, dan budaya masyarakat. Hal ini terlihat dari mulai adanya pandemi, hingga normal seperti saat ini.

Alhasil potongan pita cukai BEER juga ikut meningkat dari Rp 11,03 miliar di semester I-2022 menjadi Rp 12,24 miliar di semester I-2023.

“Untuk penyebabnya tentu banyak, termasuk juga geopolitik, ternyata ada pengaruhnya karena ke daya beli dan sebagainya. Ke depan, kami akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai target yang sudah dipasang pada awal tahun sesuai janji,” jelas Audy kepada CNBC Indonesia, Rabu (16/8/2023).

Sejak awal 2023, BEER sudah memiliki izin untuk lima varian produk baru golongan A dengan merek dagang Daebak Spark. Pada awal tahun, Daebak Spark diluncurkan dalam dua varian yaitu Daebak Spark Iced Lemon Tea dan Daebak Spark Blood Orange dengan kadar alkohol di bawah 5%.

BEER bekerja sama dengan perusahaan Korea dan Grandmaster Soju Korea untuk pembuatan varian Daebak Spark tersebut. Ke depan, Daebak Spark diharapkan bisa berkontribusi hingga 5% pada penjualan dengan tambahan rasa untuk Spark yaitu, Daebak Spark Grape, Mixed Berry, dan Tropical Mango.

Adapun hingga saat ini, Daebak Soju masih menjadi kontributor utama penjualan PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk, dengan porsi mencapai 80% dan sisanya adalah Cap Tikus. Meski begitu, Audy yakin dengan cita rasa yang dimiliki oleh Daebak Spark dan jalur distribusi yang baik akan membuat masyarakat Indonesia memilih produk BEER.

“Ke depan kami bisa lebih bertumbuh lagi dan juga tetap memprioritaskan produk dalam negeri, apalagi kalau pemerintah bisa lebih memihak pada produk dalam negeri, yang akan menghasilkan penerimaan negara dan multiplier effect lainnya, dibandingkan produk luar,” rinci Audy.

Dengan pertumbuhan tersebut, Audy memastikan agar tahun depan pihaknya juga bisa memberikan lagi dividen kepada pemegang saham, seperti yang dilakukan tahun ini.

“Prinsipnya kami ingin shareholder happy, bukan sekadar dividen, tapi dividen yang bikin happy,” pungkas Audy.

Untuk diketahui, Saat ini, hampir 90% pasar minuman beralkohol di Indonesia dikuasai oleh produk asing alias impor. Artinya, produk lokal kurang dari 10%. Berkaca dari beberapa negara di Asia seperti Filipina yang produk lokalnya mendominasi hingga 90%. Ceruk pasar BEER masih sangat besar di Indonesia.

Hingga akhir Juni 2023, BEER berhasil mengantongi laba bersih tahun berjalan senilai Rp 8,64 miliar. Perolehan itu meningkat 34,37% jika dibandingkan laba bersih semester I-2022 yakni Rp 6,43 miliar.

Menurut Audy, pertumbuhan yang dialami BEER juga bukan hanya kabar gembira bagi perseroan, namun juga memberikan pertumbuhan pendapatan negara karena pita cukai yang disumbangkan PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk salah satu yang terbesar, dan merupakan yang terbesar di Provinsi Sulawesi Utara.

BEER merupakan produsen minuman beralkohol yang memiliki izin produksi full spectrum. Izin ini memungkinkan BEER memproduksi minuman beralkohol golongan A dengan kadar alkohol 0-5%, Golongan B dengan kadar alkohol 5,01-20% dan Golongan C dengan kadar alkohol 20,1-55%.

Hingga saat ini, BEER memiliki jaringan distribusi di 27 Provinsi dengan 35 Distributor dan 20 ribu outlet, memiliki 200 izin dalam ekosistem bisnis, dan mempunyai teknologi Alco Master.

[Gambas:Video CNBC]

(dpu/dpu)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts