Produsen Sepeda Listrik (SLIS) Gak Bagi Dividen, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten produsen kendaraan listrik roda dua dan sepeda lipat merek Selis, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS) memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang sahamnya dari laba bersih sepanjang 2022. Hal itu telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Read More

RUPS menyetujui alokasi laba Rp42,04 miliar sebagai laba ditahan untuk menambah modal perseroan dan modal kerja. Selanjutnya, Rp300 juta untuk akan disisihkan untuk dana cadangan, guna memenuhi ketentuan Pasal 70 juncto Pasal 71 Undang-undang Perseroan Terbatas nomor 40 tahun 2007 dan Pasal 25 Anggaran Dasar Perseroan.

Direktur Operasional SLIS Wilson Teoh mengatakan, sepanjang 2022 SLIS membukukan pendapatan Rp487,15 miliar atau naik 8,65% dari Rp448,36 miliar pada 2021. Kontribusi pendapatan pada tahun lalu berasal dari penjualan komponen elektronik Rp261,79 miliar dan sepeda listrik Rp225,36 miliar.

“Pada 2023, kami menargetkan penjualan tumbuh sekitar 45% menjadi Rp706,61 miliar di tengah potensi peningkatan permintaan sepeda dan motor listrik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (23/6).

Pertumbuhan penjualan nantinya juga mendorong laju perolehan laba. Pada 2023, SLIS menargetkan laba tahun berjalan Rp64,88 miliar. Sebelumnya pada 2022, SLIS mencatatkan laba bersih Rp42,16 miliar.

Menurutnya, pulihnya aktivitas masyarakat pasca pandemi dan kembali fokusnya pemerintah pada komitmen mengejar transisi ke energi bersih dan terbarukan (EBT) serta ekonomi hijau mendorong berbagai kebijakan yang mengarah kepada praktik bisnis yang ramah lingkungan. Hal ini berdampak pada meningkatnya penawaran dan permintaan terhadap kendaraan listrik.

Sementara, pada kuartal I/2023, perseroan mencatatkan penjualan Rp104,75 miliar, yang berasal dari penjualan komponen elektronik Rp47,89 miliar dan sepeda listrik Rp55,85 miliar. Laba bersih mencapai Rp7,14 miliar per Maret 2023, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp6,83 miliar.

Wilson Teoh mengatakan untuk meningkatkan kinerja, SLIS sudah menyiapkan sejumlah strategi. SLIS akan mematenkan desain khusus dengan menjalin kerja sama, dan terus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga minimal senilai 60% di 2024. Pada 2022-2023, rata-rata TKDN motor listrik SLIS sudah mencapai lebih dari 50%.

Pemerintah sebelumnya pada 20 Maret 2023 mengumumkan subsidi motor listrik sebesar Rp7 juta untuk produk dengan TKDN minimal sebesar 40%. Per Juni 2023 Selis sudah siap dengan tiga produk motor listriknya untuk menyambut subsidi dari pemerintah, yakni tipe E-Max, Agats, dan GoPlus.

SLIS juga berencana mengakuisisi perusahaan skala kecil untuk mendukung rantai pasok produk perseroan. Manajemen pun menyiapkan rencana investasi di manufaktur baterai listrik guna mendorong keunggulan kompetitif.

Selain itu, Wilson Teoh mengatakan jika saat ini SLIS sedang dalam proses Right Issue yang telah diselenggarakan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 5 Januari 2023 yang lalu. Tujuan Right Issue ini adalah guna menambah modal kerja anak Perusahaan.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bikin Kendaraaan Listrik Kok Saham NFCX Malah Mentok Bawah?

(rob/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts