Ramalan Baik dari China, Harga Batu Bara Terbang Pekan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara terpantau menguat pekan ini dipicu oleh terbangnya harga batu bata jelang akhir pekan Jumat (23/6/2023) dipicu oleh rencana pemerintah China untuk memberikan stimulus ekonomi melalui pemangkasan suku bunga.

Read More

Pada perdagangan Jumat (23/6/2023) harga batu bara ditutup terkoreksi 1,31% di posisi US$ 139,15 per ton. Dalam lima hari perdagangan, harga batu bara tercatat dua kali melemah dan tiga kali terbang.

Dengan ini, dalam sepekan harganya menguat 4,58%. Secara bulanan harga batu bara juga terpantau menguat 2,88%. Namun secara tahunan harganya jatuh 64,28%.



Menguatnya harga batu bara terjadi menyambut rencana pemerintah China untuk memberikan stimulus ekonomi. Stimulus tersebut akan melengkapi stimulus yang sudah diberikan oleh bank sentral China (PBoC) melalui pemangkasan suku bunga.

Sebagaimana diketahui, Bank Rakyat China memangkas dua lagi suku bunga acuannya pada Selasa (20/6/2023) untuk pertama kalinya dalam 10 bulan untuk menopang pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Bank sentral China (PBoC) memangkas suku bunga pinjaman satu tahun sebagai patokan untuk pinjaman korporasi sebesar 10 basis poin dari 3,65% menjadi 3,55%.

Selain itu, bank sentralnya juga memangkas suku bunga pinjaman lima tahun yang digunakan untuk harga hipotek dipangkas sebesar 10 basis poin dari 4,3% menjadi 4,2%, untuk pertama kalinya sejak Agustus.

Ini merupakan kedua kalinya dilakukan China. Kamis pekan lalu bank sentral juga menurunkan dua suku bunga utama lainnya dan memompa miliaran ke pasar keuangan.

Selain itu, Wakil Perdana Menteri He Lifeng mengungkapkan jika sudah ada tanda perbaikan ekonomi Tiongkok.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh saat bertemu dengan Chairman Temasek Lim Boon Hengpada Rabu (21/6/2023).
Dia menyampaikan jika industri jasa dan sektor manufaktur sudah bergerak ke arah positif.

Seperti diketahui, pemerintah China tengah mematangkan rencana pemberian paket stimulus untuk memacu pemulihan ekonomi China.

Paket stimulus yang disiapkan diperkirakan mencapai 1 triliun yuan atau sekitar US$ 140 miliar. Stimulus salah satunya dalam bentuk obligasi keuangan serta pelonggaran pembelian rumah.

Ekonomi China tengah menjadi sorotan dunia karena terus menunjukkan pelemahan.

Data ekonomi dari China terus mengecewakan dalam pekan terakhir. Sektor manufaktur mengalami kontraksi yang dalam, kemudian impor anjlok. Data yang dirilis hari ini menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel dan produksi industri yang lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Berdasarkan data Biro Statistik Nasional (NBS), Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) turun ke level terendah lima bulan di 48,8 tercatat turun dari 49,2 pada April. Angka PMI ini juga mematahkan perkiraan kenaikan menjadi 49,4.

Selain itu, sentimen positif juga datang dari Eropa. Meningkatnya suhu di Eropa turut mengangkat harga batu bara. Kenaikan suhu tersebut diperkirakan akan meningkatkan permintaan listrik dan batu bara.

Berdasarkan World Meteorological Organization (WMO) dan Copernicus Climate Change Service menunjukkan Eropa adalah benua yang paling cepat mengalami kenaikan suhu. Suhu naik rata-rata 2,3 derajat Celcius di atas rata-rata periode pra-era industri.

Perkembangan di China dan Eropa mampu meredam sentimen negatif yang membayangi harga batu bara kemarin. Di antaranya adalah ambruknya harga gas alam.
Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) ambruk 7,2% kemarin ke 34,10 euro per mega-watt hour (MWh).

CNBC INDONESIA RESEACRH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


China Hingga Eropa Berburu Batu Bara Lagi, Harganya Naik 11%

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts