Saat IHSG Cerah, 20 Saham Ini Malah Sentuh ARB

Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa saham terpantau ambles dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB) hingga perdagangan sesi II Jumat (14/4/2023), dikala Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat.

Read More

Hingga pukul 15:04 WIB, setidaknya ada 20 saham yang ambles dan sudah menyentuh ARB.

Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi I hari ini.






















Emiten Kode Saham Harga Terakhir Perubahan Harga
Indo Straits PTIS 454 -6,97%
Asia Pacific Investama MYTX 67 -6,94%
Singaraja Putra SINI 1.880 -6,93%
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat BJBR 1.285 -6,88%
Tunas Alfin TALF 380 -6,86%
Surya Esa Perkasa ESSA 750 -6,83%
Venteny Fortuna International VTNY 464 -6,83%
Trisula International TRIS 246 -6,82%
Maharaksa Biru Energi OASA 151 -6,79%
Mitra Pack PTMP 181 -6,70%
Panorama Sentrawisata PANR 630 -6,67%
Multi Makmur Lemindo PIPA 168 -6,67%
Hatten Bali WINE 560 -6,67%
Millenium Pharmacon International SDPC 198 -6,60%
Saptausaha Gemilangindah SAGE 284 -6,58%
Darmi Bersaudara KAYU 57 -6,56%
Fuji Finance Indonesia FUJI 232 -6,45%
Pudjiadi Prestige PUDP 655 -6,43%
IndoSterling Technomedia TECH 262 -6,43%
Eratex Djaja ERTX 234 -6,40%

Sumber: Refinitiv

Saham emiten teknik kelautan yakni PT Indo Straits Tbk (PTIS) menjadi saham yang paling parah koreksinya pada sesi II hari ini yakni mencapai 6,97% ke posisi Rp 454/saham. Saham PTIS juga sudah menyentuh ARB.

Terakhir, ada saham emiten tekstil yakni PT Eratex Djaja Tbk (ERTX) yang ambles 6,4% menjadi Rp 234/saham.

Koreksi parah ke-20 saham tersebut terjadi di tengah menghijaunya IHSG pada perdagangan akhir pekan ini.

Data inflasi di Amerika Serikat (AS) yang mulai mengalami penurunan pada Maret telah memberikan efek positif pada pasar saham global, termasuk IHSG.

Data inflasi ditingkat produsen (producer price index/PPI) di AS pada Maret lalu turun 0,5% secara bulanan (month-to-month/mtm). Padahal, ekspektasi pasar indeks PPI diproyeksi mendatar.

Secara tahunan (yoy), inflasi produsen di AS melandai ke 2,7% pada Maret, dari sebelumnya 4,9% pada Februari.

Jika mengeluarkan item makanan dan energi, PPI inti turun 0,1% (mtm), di bawah ekspektasi kenaikan 0,21% ekonom yang disurvei Dow Jones.

Sebelumnya, rilis laporan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) AS pada Maret menunjukkan inflasi utama mereda pada bulan lalu.

CPI hanya naik 0,1% (mtm) pada Maret. Sedangkan secara tahunan, CPI AS tumbuh 5% (yoy), kenaikan terkecil sejak hampir dua tahun belakangan.

Inflasi yang mulai dingin ini menunjukkan jika ekonomi AS mulai melemah seperti harapan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Hanya saja, memang kenaikan ini masih belum begitu terasa seiring investor masih khawatir potensi resesi tahun ini.

Pelaku pasar akhir-akhir ini berharap efek meredanya inflasi dan pembalikan arah The Fed menjadi dovish beberapa pekan terakhir turut mendorong indeks saham di AS kembali cerah.

Menurut alat FedWatch CME Group, probabilitas yang memprediksi kenaikan sebesar 25 basis poin (bp) mencapai 66%, sedangkan yang memproyeksikan The Fed mempertahankan suku bunga di pertemuan edisi Mei mencapai 34%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


IHSG Ambruk Parah, 38 Saham Sudah ARB

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts