Saat IHSG Longsor, 4 Saham Ini Malah Sentuh ARA

Jakarta, CNBC Indonesia – Empat saham terpantau melesat dan sudah menyentuh auto reject atas (ARA) pada perdagangan sesi II Jumat (12/5/2023), atau saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi.

Read More

Berikut saham-saham yang melesat dan sudah menyentuh ARA pada perdagangan sesi II hari ini.






Emiten Kode Saham Harga Terakhir Perubahan Harga
Sarana Mitra Luas SMIL 135 35,00%
Tripar Multivision Plus RAAM 705 24,77%
Hatten Bali WINE 680 24,77%
Humpuss Intermoda Transportasi HITS 456 24,59%

Sumber: Refinitiv

Per pukul 15:45 WIB, saham emiten rental forklift yang baru melantai di bursa pada hari ini yakni PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) menjadi saham yang paling besar penguatannya pada perdagangan sesi II hari ini yakni mencapai 35% ke posisi Rp 135/saham. Saham SMIL pun sudah menyentuh ARA.

Selain saham SMIL, dua lainnya juga merupakan saham IPO 2023, yakni saham PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM), yang diketahui sudah menyentuh ARA selama lima hari beruntun dan saham PT Hatten Bali Tbk (WINE).

Terakhir, ada saham PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) yang melejit hingga 24,59% menjadi Rp 456/saham.

Keempat saham tersebut berhasil mencetak ARA saat IHSG kembali melanjutkan pelemahannya hari ini. Per pukul 15:45, IHSG melemah 0,58% ke posisi 6.716,626.

Sentimen dari pengumuman rebalancing MSCI Global Standard Indexes yang seharusnya menjadi potensi penggerak IHSG pada hari ini, nyatanya tidak membuat IHSG bergairah.

Sementara dari global, terutama dari Amerika Serikat (AS), pelaku pasar masih mencermati pembahasan tentang plafon utang.

Jika Kongres tidak mencapai keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut sebelum 1 Juni mendatang, maka potensi gagal bayar (default) dan kehabisan likuiditas masih membayangi pemerintah AS.

Di lain sisi, data inflasi China periode April 2023 juga masih menjadi perhatian, setelah inflasi China tersebut kembali turun ke 0,1% (year-on-year/yoy).

Hal ini karena China merupakan pasar ekspor terbesar bagi Indonesia, sehingga jika inflasi China terus menurun bahkan menyebabkan deflasi, maka kabar ini menjadi kurang menggembirakan bagi saham-saham yang berorentiasi ekspor, termasuk yang ada di dalam sektor bahan baku.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Video: Gara-Gara Elon Musk, Saham Tesla Ambruk 12%

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts