Saham BBCA Cetak Rekor Lagi di Rp10.200, Investor Tunggu Dividen


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten perbankan paling ‘jumbo’ di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasarnya yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terpantau menguat dan kembali menyentuh rekor tertinggi setelah stock split pada perdagangan sesi II Jumat (8/3/2024).

Per pukul 14:13 WIB, saham BBCA terpantau menguat 0,74% ke posisi Rp 10.200/unit. Bahkan, saham BBCA sempat melesat 1,73% ke posisi Rp 10.300/unit.

Pada posisi ini menjadi rekor tertinggi sementaranya pasca stock split. Adapun terakhir BBCA mencetak rekor tertinggi pasca stock split pada perdagangan kemarin di Rp 10.125/unit.

Saham BBCA pada sesi II hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 9.625 kali dengan volume sebesar 61,76 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 633,52 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 1.257,41 triliun.

Hingga pukul 14:13 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 10.000/unit, menjadi antrean beli paling banyak di sesi II hari ini, yakni mencapai 15.104 lot atau sekitar Rp 15 miliar

Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 10.350/unit, menjadi antrean jual terbanyak pada sesi II hari ini, yakni mencapai 54.272 lot atau sekitar Rp 56 miliar.

Saham BBCA kembali mencetak rekor sementaranya menjelang Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang rencananya akan digelar pada 14 Maret mendatang.

Selain itu, dengan kinerja keuangan yang positif membuat investor amat menantikan besaran dividen yang akan ditebar kali ini.

Adapun agenda RUPST mendatang yakni penetapan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2023.

Penggunaan laba bersih sesuai keterangan resmi perseroan akan diusulkan untuk disisihkan sebagai dana cadangan, pembagian dividen tunai, dan sisa laba bersih yang tidak ditentukan penggunaannya akan ditetapkan sebagai laba ditahan.

Sebelumnya, BBCA mencatatkan laba bersih terkonsolidasi pada 2023 mencapai Rp 48,6 triliun atau tumbuh 19,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) ditopang meningkatnya jumlah penyaluran kredit.

Presiden Direktur BBCA, Jahja Setiaatmadja melihat perekonomian domestik tetap tangguh dan stabil di tengah sejumlah tantangan berupa tekanan inflasi global serta peningkatan tensi geopolitik.

Penyaluran kredit ke segmen UKM dan konsumer yang naik signifikan per Desember 2023. Peningkatan volume kredit BCA tumbuh dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir.

Per 31 Desember 2023, kredit korporasi tumbuh 15% mencapai Rp 368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik 7,5% mencapai Rp 126,8 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Kredit BCA Tumbuh 12,3% Jadi Rp 766 T Hingga September 2023

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts