Siap-siap! 3 Komoditas Ini Jadi Sorotan Pasar di 2023

Jakarta, CNBC Indonesia – Tahun 2022 merupakan tahun yang luar biasa bagi pasar komoditas. Masalah pasokan menjadi motor dari volatilitas dan kenaikan harga komoditas. Namun, kekhawatiran permintaan telah mendominasi.

Read More

ING Bank meyakini ketidakpastian dan segudang volatilitas masih akan mewarnai tahun ini. Dari proyeksi 2023, ING Bank memperkirakan tiga komoditas yang akan menjadi sorotan di 2023.

Komoditas tersebut antara lain, minyak, gas alam dan alumunium. Berikut ini proyeksi dan paparannya:

1. Pasar minyak ketat

Dikutip dari laporan Economic Outlook 2023, Chief Economist ING Bank Carsten Brzeski dan timnya mengungkapkan masih ada banyak ketidakpastian atas pasokan minyak Rusia mengingat larangan Uni Eropa atas minyak mentah dan produk olahan Rusia.

“Namun, kami percaya bahwa pasokan Rusia akan turun secara signifikan awal tahun depan – di wilayah 1,8MMbbls/d year-on-year di kuartal pertama,” ungkap Brzeski dan tim.

Alhasil, kehilangan pasokan ini dan ditambah dengan pemotongan pasokan OPEC+ yang berkelanjutan menunjukkan bahwa pasar minyak akan mengetat selama tahun 2023.

Sementara itu, pertumbuhan pasokan AS tidak akan dapat mengisi kesenjangan, sering dengan produsen AS bersikap lebih efisien.

“Hasilnya, kami perkirakan ICE Brent akan mencapai rata-rata US$104/bbl tahun 2023,” tulis ING Bank.

2. Harga gas tinggi

Harga gas alam Eropa tetap tinggi pada musim dingin kali ini. Namun, pasokan tampaknya akan lebih mudah dikelola untuk Eropa karena awal musim panas yang terlambat.

“Ini membuat penyimpanan gas alam Eropa hampir penuh pada pertengahan November. Namun, 2023 akan menjadi tahun yang berat bagi pasar gas alam Eropa,” tulis Brzeski dan tim.

Tidak mungkin wilayah tersebut akan dapat membangun penyimpanan dengan kecepatan yang sama seperti yang terlihat pada tahun 2022. Sementara itu, pasokan gas Rusia untuk Eropa diperkirakan secara tahunan akan turun sekitar 60%.

Sayangnya, pasar gas alam cair (LNG) tidak akan mampu mengimbangi kerugian sepenuhnya. Oleh karena itu, moderasi permintaan perlu terus dilakukan untuk memastikan pasokan yang cukup untuk musim dingin 2023-2024.

“Untuk melihat moderasi permintaan ini, harga harus tetap pada tingkat yang tinggi. Kami memperkirakan EU Ducth TTF akan mencapai rata-rata €175/MWh selama tahun 2023,” ungkap ING Bank.

3. Permintaan aluminium

Masalah permintaan menjadi pusat perhatian untuk aluminium. Alhasil, harga aluminium sangat fluktuatif tahun 2022. Hal ini dikarenakan oleh perang Rusia-Ukraina, masalah logistik, meningkatnya ketakutan resesi, dan pandemi Covid-19.

“Melihat ke depan pada kuartal pertama tahun 2023 risiko harga aluminium terutama akan menurun, dengan perang yang berkepanjangan di Ukraina, kenaikan harga energi, ketersediaan gas yang rendah, inflasi yang tinggi, dan permintaan hilir yang melemah semuanya menambah prospek bearish untuk logam yang ringan,” papar Brzeski.

Dalam jangka pendek, Brzeski menilai fokus pasar akan tetap pada masalah ekonomi makro dan sisi permintaan bertambah dengan harga diperkirakan turun lebih jauh ke US$ 2.150/ton pada kuartal pertama 2023.

“Kami yakin pemulihan harga akan dimulai pada kuartal kedua, meskipun pemulihan apa pun cenderung lambat,” ungkapnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Harga Batu Bara Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

(haa/haa)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts