SMGR Beberkan Strategi di Tengah Kondisi Over Suplai Semen


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) membeberkan strategi untuk memenangkan kompetisi di tengah ketatnya persaingan industri semen. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Andriano Hosny Panangian mengatakan bahwa persaingan industri semen saat ini terbilang ketat akibat ada kelebihan kapasitas produksi semen. 

“SIG juga menjalankan sejumlah lini bisnis lain sebagai bentuk pengembangan diversifikasi produk dan layanan, seperti lini bisnis turunan semen yang meliputi beton siap pakai, mortar, dan pracetak, serta ekosistem bisnis end-to-end yang meliputi pertambangan, kemasan, pengelolaan limbah ramah lingkungan, logistik, layanan teknologi informasi dan kawasan industri,” katanya dalam public expose secara virtual, Selasa (28/11/2023).

Lebih lanjut, dia memandang, industri semen nasional memiliki prospek yang baik, didorong oleh permintaan untuk pengembangan properti dan perumahan. Sebagaimana diketahui Indonesia masih memiliki isu backlog pembangunan perumahan nasional yang mencapai 12,75 juta unit.

Selain itu permintaan semen juga didukung agenda prioritas pemerintah untuk membangun infrastruktur di seluruh Indonesia. “Pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) juga akan menjadi motor penggerak pertumbuhan industri semen nasional. SIG sendiri berada pada posisi strategis untuk mendukung pembangunan IKN dengan memasok bahan bangunan sesuai kebutuhan karena memiliki fasilitas di Balikpapan dan Samarinda yang cukup dekat dengan lokasi proyek,” pungkasnya.

Adapun SMGR melaporkan volume penjualan naik 5,9% secara tahunan (yoy) menjadi 29,2 juta ton, serta kenaikan pendapatan sebesar 4% yoy menjadi Rp 27,7 triliun hingga kuartal III-2023.

“Sejalan dengan peningkatan volume penjualan dan kenaikan pendapatan, SIG berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,71 triliun atau naik 1,8% dari periode sebelumnya,” kata Andriano.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Kinerja Keuangan Membaik, Saham SMGR Melonjak 5% Lebih

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts