Tahun Ini Reli, Bagaimana Proyeksi Industri Kripto di 2024?


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Tahun depan, industri kripto masih akan menghadapi situasi yang tak menentu. Meskipun begitu, cryptocurrency dipastikan akan bergerak positif karena adanya bitcoin halving tahun depan.

Selain itu, para investor akan memperhatikan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) dan keputusan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk menyetujui exchange-traded funds ETF Bitcoin. Keputusan itu diprediksi akan terealisasi tahun depan.

“Memasuki tahun 2024, industri kripto akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan situasinya dapat terus berubah seiring waktu. Namun, dapat dipastikan Bitcoin akan bergerak positif,” kata VP of Operations Upbit Indonesia Resna Raniadi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/12/2023).

Tahun ini saja, tren investasi kripto berhasil mencatatkan pertumbuhan. Meskipun tidak sebesar setahun sebelumnya. Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan jumlah investor aset kripto terdaftar mencapai 18,25 juta per November 2023.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Sanjaya merinci, pertumbuhan rata-rata pelanggan kripto setiap bulan lebih kurang 437.900 sejak Februari 2021. Tirta juga menyampaikan nilai transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp104,9 triliun dalam periode Januari-Oktober 2023.

Perolehan ini dicapai di kala industri aset kripto di Indonesia sepanjang tahun 2023 terus menghadapi pasang surut. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh sejumlah faktor pendukung.

“Dengan pertumbuhan proyek-proyek baru dan adopsi teknologi blockchain yang semakin luas, industri ini terus bergerak maju. Meskipun ada tantangan yang perlu diatasi, peluang baru dan inovasi terus bermunculan,” kata Resna.

Di antaranya, proyek dan tren baru yang bermunculan itu adalah teknologi artificial intelligenc (AI). Dengan kemampuan untuk menganalisa data secara cepat dan cerdas, teknologi AI dapat membantu meningkatkan efisiensi, keamanan, dan keandalan dalam ekosistem kripto.

Selanjutnya, peralihan dari Web2 ke Web3. Web3 merupakan ekosistem desentralisasi yang dibangun di atas teknologi blockchain yang menjanjikan pengalaman internet yang berbeda untuk generasi mendatang.

Namun begitu, transisi dari Web 2.0 ke Web 3.0 terbukti masih mengalami kendala baik bagi pengembang maupun pengguna, mengingat pesatnya kemajuan teknologi di Web 3.0. Tetapi, munculnya Web 2.5 menjadi peralihan internet baru, mencakup teknologi blockchain, desentralisasi, cryptocurrency, NFT, AI, dan metaverse.

Berikutnya, DeFi yang tetap menjadi tren yang mendominasi pada tahun 2023. Adapun platform-platform DeFi menyediakan layanan seperti pinjaman, pertukaran aset digital, dan penghasilan pasif melalui yield farming. Namun, potensi risiko dan volatilitas tetap menjadi perhatian utama di dalam ekosistem ini.

Di samping itu, tahun ini, NFT masih berperan dalam mengubah cara individu melihat hak kepemilikan atas karya seni digital dan barang koleksi lainnya. Seniman, musisi, dan pencipta konten telah memanfaatkan NFT sebagai cara untuk memonetisasi karya mereka secara langsung kepada penggemar dan kolektor, membuka peluang baru dalam ekonomi kreatif.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Nunggu Pengumuman Penting Ini, Pasar Kripto Stagnan

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts