Tak Punya Usaha, Investor Restui Delisting & Buyback Saham OCAP


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten yang semula bergerak di bidang jasa konsultasi bisnis, administrasi dan manajemen, PT Onix Capital Tbk. (OCAP), telah mengantongi restu untuk menjadi menjadi perusahaan tertutup (go private). Keputusan ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan Senin (22/1/2024).

“Dengan perubahan status Perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup,” ujar OCAP melalui keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (23/1/2024).

Sehubungan dengan hal itu, para pemegang saham juga menyetujui rencana OCAP untuk menghapuskan sahamnya atau delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagai implementasi pelaksanaan Rencana Go Private, OCAP juga akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham.

Sebelumnya OCAP menyatakan akan melakukan buyback terhadap saham yang dimiliki oleh pemegang saham masyarakat berjumlah 32.784.000 atau sebanyak 12%. Harga pembelian kembali saham sebesar Rp200 per saham, lantas OCAP akan menggelontorkan sebanyak-banyakya Rp6,56 miliar.

OCAP menyampaikan bahwa dan setar kasnya tercatat sebesar Rp2,07 miliar per 31 Desember 2022. Untuk menutup kekurangan biaya dalam membeli kembali saham itu, perusahaan berniat menggunakan dana yang berasal dari pinjaman sebanyak-banyaknya sebesar Rp6,56 miliar.

Adapun, saham OCAP bertengger di posisi 159 per saham sejak disuspensi.

Pemegang saham pengendali OCAP adalah UOB Kay Hian Ltd. yang berbasis di Hong Kong dengan kepemilikan saham sebanyak 122.948.000 (45,003%). Kemudian Djajusman Suryowijono tercatat menggenggam 95.625.000 saham (35,002%), Hardjanto Adiwana selaku Komisaris Utama OCAP menggenggam sebanyak 21.843.000 saham (7,995%).

Untuk diketahui, OCAP mencatatkan saham perdananya atau initial public offering (IPO) pada 10 November 2003. Harga penawaran IPO itu adalah Rp200 per saham.

Setahun sebelum disuspensi, OCAP mencapai tingkat harga tertingginya sepanjang sejarah, yakni di posisi 2.100 per saham pada 1 Maret 2019.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Investor Asing Kompak Nyangkut di 2 Emiten Potensi Delisting

(fsd/fsd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts