Top! IHSG Cetak Rekor 3 Hari Beruntun, Saham Ini Jadi Penopang


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (14/3/2024), meski pergerakannya sempat volatil dan juga sempat terkoreksi cukup dalam.

Adapun IHSG ditutup menguat 0,16% ke posisi 7.433,315. IHSG mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) barunya lagi pada hari ini. Adapun terakhir IHSG mencetak ATH yakni pada perdagangan kemarin, Rabu (13/3/2024) di level 7.421,21.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 12,7 triliun dengan melibatkan 14 miliaran saham yang diperdagangkan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 271 saham menguat, 232 saham melemah, dan 269 saham cenderung mendatar.

Secara sektoral, sektor energi menjadi penopang terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 2,54%.

Beberapa saham juga terpantau menjadi penopang (movers) IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.










Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Central Asia BBCA 22,42 10.325 3,25%
Bank Mandiri (Persero) BMRI 11,47 7.400 1,72%
Telkom Indonesia (Persero) TLKM 7,07 3.960 1,54%
GoTo Gojek Tokopedia GOTO 6,25 70 4,48%
Astra International ASII 5,67 5.275 2,43%
Sumber Alfaria Trijaya AMRT 3,75 2.900 2,84%

Sumber: Refinitiv

Dua emiten perbankan raksasa menjadi top movers IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencapai 22,4 indeks poin dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 11,5 indeks poin.

IHSG pada hari ini cenderung volatil dan sempat terkoreksi ke zona merah. Namun pada akhir perdagangan hari ini, IHSG sukses berbalik arah ke zona hijau kembali.

IHSG kembali menguat di tengah sikap investor yang menanti rilis data ekonomi penting di dalam negeri dan luar negeri.

Pertama, akan ada rilis data klaim pengangguran mingguan yang akan semakin melengkapi kondisi pasar tenaga kerja di AS secara keseluruhan.

Jumlah orang yang mengklaim tunjangan pengangguran di AS diproyeksi naik jadi 218.000 untuk pekan yang berakhir pada 9 Maret 2024, dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 217.000.

Angka dari jumlah klaim pengangguran yang meningkat akan menjadi sentimen baik, karena dipandang menjadi ‘pelicin’ bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menurunkan suku bunga segera.

Pada pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell dalam pidatonya kepada anggota parlemen AS memperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya pada tahun ini. Namun secara tepat kapan turun masih belum bisa dipastikan.

“Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diharapkan, kemungkinan akan tepat untuk mulai menarik kembali pembatasan kebijakan pada suatu waktu di tahun ini,” kata Powell dalam pidatonya yang disiapkan untuk disampaikan pada sidang di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR.

“Tetapi prospek ekonomi masih belum pasti, dan kemajuan menuju sasaran inflasi 2% masih belum terjamin,” tegasnya.

Berikutnya, pada nanti malam juga akan rilis data mengenai inflasi produsen di AS yang diproyeksi meningkat. Ini mengikuti rilis inflasi konsumen atau CPI pada kemarin lusa

Melansir data Trading Economic, price producer index (PPI) diproyeksikan tumbuh lebih tinggi pada Februari 2024 sebesar 1,1% secara tahunan (yoy) dibandingkan pada Januari sebesar 0,9% yoy.

Kendati begitu, untuk indeks harga produsen inti atau core PPI pada Februari 2024 diperkirakan tetap bisa melandai dengan pertumbuhan 1,9% yoy dibandingkan bulan sebelumnya 2% yoy.

Kemudian ada rilis data juga terkait penjualan ritel di AS untuk periode yang sama. Konsensus Trading Economic memproyeksikan penjualan ritel di negeri Paman Sam ini bisa merangkak naik 1% yoy.

Sebagai informasi, pada bulan sebelumnya penjualan ritel AS jatuh ke 0,6% yoy. Ini menjadikannya sebagai pertumbuhan terendah sejak Mei 2020 lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


IHSG Bangkit Lagi, 5 Saham Big Cap Ini Jadi Penggeraknya

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts