Update Terbaru Soal Merger dengan NOBU, Bank MNC (BABP) Bilang Gini


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Merger bank milik dua konglomerat, James Riady dan Hary Tanoesoedibjo, PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) belum juga menemukan titik terang.

Corporate Secretary Group Head Bank MNC Heru Sulistiadhi memberikan klasifikasi mengenai perkembangan merger dengan Bank Nobu. “Perseroan patuh kepada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Terkait merger, pihak yang paling berkompeten menjelaskan adalah OJK,” katanya secara tertulis, Senin (22/4/2024).

Sebelumnya Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa ternyata merger Bank Nobu dan Bank MNC memerlukan waktu yang tidak sebentar. Hal ini dengan mempertimbangkan tingginya kompleksitas bisnis mengingat kedua entitas merupakan bagian dari ekosistem konglomerasi yang besar.

Kendati demikian, OJK akan terus melakukan koordinasi dalam rangka memastikan pemenuhan komitmen pemegang saham pengendali kedua bank. “Sebagaimana diketahui proses merger tersebut merupakan inisiatif kedua bank tersebut, dan selanjutnya itu menjadi komitmen mereka,” katanya dalam Rapat Dewan Komisioner OJK April 2024.

Sebagai catatan, OJK juga telah beberapa kali memberikan tenggat waktu merger. Pertama merger diperkirakan rampung pada Juni 2023. Lalu mundur menjadi Agustus 2023. Terakhir OJK memberikan perkiraan waktu merger selesai pada kuartal III/2024.

Saking lamanya proses merger kedua bank, kabar mengenai batalnya aksi korporasi tersebut pun beberapa kali berhembus. Satu sebabnya kedua bank sama-sama telah memenuhi ketentuan modal inti minimum. Selain itu, kedua pemilik disebut menemui jalan buntu saat berdiskusi siapa pengendali bank pasca-merger.

Kinerja Bank Nobu dan Bank MNC

Bank Nobu membukukan laba bersih Rp 141,54 miliar, naik 36,3% secara tahunan (yoy) sepanjang 2023. Capaian laba bank didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai Rp 735,79 miliar pada 2023, naik 11,64% yoy.

Laba bank juga ditopang peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang tumbuh 180,56% yoy menjadi Rp138,29 miliar.

Kemudian dari segi intermediasi, Bank Nobu telah menyalurkan kredit Rp15,24 triliun, naik 22,79% dari Rp 12,41 triliun. Alhasil, aset bank ikut terkerek naik menjadi Rp 26,62 triliun, tumbuh 20,37% dari sebelumnya Rp 22,17 triliun pada 2022.

Dana pihak ketiga (DPK) NOBU naik 18,73% yoy menjadi Rp17,85 triliun dari sebelumnya Rp15,04 triliun pada 2022. Current account savings account (CASA) alias dana murah naik 7,95% menjadi Rp 7,27 triliun pada 2023 dari sebelumnya Rp 6,73 triliun pada 2022.

Sementara itu, Bank MNC melaporkan laba Rp 77,92 miliar, naik 48,4% yoy. Akan tetapi pertumbuhan ini bukan ditopang oleh kinerja utama perusahaan.

Pasalanya pendapatan bunga bersih perusahaan merosot 6,64% yoy menjadi Rp 604,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh beban bunga bank yang membengkan seiring dengan pertumbuhan deposito sepanjang tahun lalu. Meski pendapatan bunga naik 13,77% yoy, tetapi beban bunga terbang 39,81% yoy.

Menilik laporan keuangan Bank MNC, laba tumbuh disebabkan oleh perbedaan beban pajak 2023. Pada 2022 bank menanggung pajak tangguhan Rp 101,56 miliar, sedangkan tahun lalu pajak tangguhan bank susut menjadi Rp 13,67 miliar.

Dari sisi fungsi intermediasi, penyaluran kredit MNC Bank tercatat sebesar Rp 10,25 triliun, naik tipis atau 0,53% yoy. Kredit bank pada tahun lalu tumbuh tipis seiring dengan strategi bank yang lebih banyak menempatkan dana di Bank Indonesia dan bank lain. Pos ini melesat 48,62% yoy menjadi Rp 2,69 triliun.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Potret Aktifitas Kontak 157 OJK saat Layani Pengaduan

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts