Wall Street Dibuka Sedikit Cerah, Bakal Bertahan Lama?


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka cenderung beragam dengan mayoritas menguat pada perdagangan Senin (8/1/2024), di tengah sikap investor yang akan memantau perilisan kinerja keuangan emiten AS pada 2023.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka melemah 0,41% ke posisi 37.312,129. Namun, untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite dibuka menguat. S&P 500 naik tipis 0,06% ke 4.699,99, dan Nasdaq menguat 0,26% menjadi 14.561,24.

Wall Street mengalami penurunan pada minggu pertamanya dalam 10 minggu terakhir karena saham-saham teknologi berkapitalisasi besar seperti Apple berkinerja buruk dan kenaikan imbal hasil (yield) US Treasury.

Dow Jones Industrial Average turun 1,5% untuk pekan lalu dan S&P 500 turun 0,6%. Nasdaq Composite yang padat teknologi membukukan kinerja mingguan terburuk sejak September, turun 3,25% pada pekan pertama 2024.

Pasar sedang berkonsolidasi setelah reli di akhir tahun, menyusul sikap dovish dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang membuat investor khawatir bahwa ekuitas kini berada dalam kondisi jenuh beli (overbought).

Di lain sisi, laporan ketenagakerjaan Desember 2023 yang menarik, serta risalah pertemuan The Fed pekan lalu yang mengindikasikan meningkatnya ketidakpastian seputar jalur penurunan suku bunga, menambah kekhawatiran tersebut.

Pada pekan ini, investor akan mendapatkan kejelasan lebih besar mengenai jalur penurunan suku bunga The Fed. Inflasi konsumen AS periode Desember 2023 akan dirilis pada Kamis mendatang, sedangkan inflasi produsen akan dirilis pada Jumat,

Kedua data ini akan menunjukkan apakah upaya The Fed untuk menurunkan inflasi hingga 2% berhasil dilakukan.

Sementara itu, investor juga memantau perkembangan terkait adanya skandal dari produsen pesawat asal AS, Boeing.

Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS mengatakan bahwa “komponen utama yang hilang” dari jet Boeing 737 MAX 9 Alaska Airlines yang melakukan pendaratan darurat telah ditemukan dari halaman belakang sebuah rumah di pinggiran kota.

Pintu merobek sisi kiri jet Alaska Airlines itu pada Jumat pekan lalu setelah lepas landas dari Portland, Oregon, dalam perjalanan ke Ontario, California, menurunkan tekanan udara pada pesawat dan memaksa pilot untuk kembali dan mendarat dengan selamat dengan 171 penumpang dan enam awak di dalamnya.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA) pada Sabtu lalu juga memerintahkan penghentian sementara 171 jet Boeing MAX 9 yang dipasang dengan panel yang sama, yang berbobot sekitar 60 pon (27 kg) dan menutupi pintu keluar opsional yang terutama digunakan oleh maskapai penerbangan bertarif rendah.

Hal ini membuat FAA melarang pengoperasian pesawat Boeing 737 MAX 9 sampai regulator yakin bahwa armada tersebut aman, sehingga berdampak pada maskapai lain seperti United Airlines.

Alaska Airlines membatalkan 170 penerbangan pada Minggu dan 60 penerbangan lainnya pada Senin hari ini dan mengatakan gangguan perjalanan akibat larangan terbang tersebut diperkirakan akan berlangsung setidaknya hingga pertengahan pekan ini.

Di lain sisi, musim rilis kinerja keuangan perusahaan 2023 akan dimulai pada Jumat mendatang, dengan perusahaan bank-bank besar seperti Bank of America, Citi Group, JPMorgan Chase, dan Wells Fargo.

Tak hanya itu saja, investor juga mengawasi Washington ketika anggota parlemen berusaha menghindari adanya potensi shutdown pemerintahan AS. Pada Minggu kemarin, para pemimpin Kongres AS mengumumkan kesepakatan yang menetapkan belanja utama sebesar US$ 1,59 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Wall Street Mulai Bangkit, Investor Lupakan Sikap The Fed?

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts