2 Hari Beruntun Rupiah Naik Gegara Optimisme Pemangkasan Suku Bunga


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah optimisme pejabat bank sentral AS (The Fed) perihal pemangkasan suku bunga di 2024.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat tipis di angka Rp15.610/US$ atau menguat sebesar 0,03%. Sedangkan secara mingguan, rupiah masih terdepresiasi sebesar 0,42%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.46 WIB turun 0,13% menjadi 103,4. Angka ini lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yang berada di angka 103,53.



Pada dini hari tadi, Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic mengatakan para pengambil kebijakan kemungkinan besar akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal ketiga tahun ini.

“Karena saya bergantung pada data, saya telah memasukkan kemajuan tak terduga dalam inflasi dan aktivitas ekonomi ke dalam perkiraan saya, dan dengan demikian mempercepat perkiraan waktu saya untuk mulai menormalisasi suku bunga ke kuartal ketiga tahun ini dari kuartal keempat,” Ungkap Bostic dalam pidato sambutannya di hadapan para pemimpin bisnis di Atlanta, Jumat dini hari (19/1/2024), dikutip dari CNBC International.

Kendati begitu, Bostic mengatakan dia tidak sepenuhnya menentang pemotongan sebelum kuartal ketiga, yang menyiratkan bahwa pemotongan tersebut akan dilakukan paling cepat pada bulan Juli, namun mengatakan bahwa batasannya akan tinggi.

“Jika kita terus melihat akumulasi kejutan penurunan lebih lanjut dalam data, saya mungkin merasa cukup nyaman untuk menganjurkan normalisasi lebih cepat dari kuartal ketiga,” terang Bostic “Tetapi buktinya harus meyakinkan.” lanjutnya.

Dari pidato Bostic tersebut, kita setidaknya mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai prospek pelonggaran kebijakan the Fed semakin jauh dari perkiraan. Hal ini patut diantisipasi karena bisa meningkatkan volatilitas dalam jangka pendek di pasar lantaran ekspektasi sebelumnya yang terlalu optimis.

Sebagaimana diketahui, pada akhir tahun lalu pasar memperkirakan bank sentral AS bisa memangkas suku bunga sebanyak enam kali atau sekitar 150 basis poin (bps). Jika paling cepat terjadi pada kuartal ketiga tahun ini, maka kemungkinan besar pemangkasan suku bunga akan sekitar 75 bps, hanya setengah kali dari perkiraan awal.

Hal ini disambut positif oleh pelaku pasar mengingat suku bunga yang tinggi membuat pertumbuhan eknomi suatu negara menjadi cukup terhambat. Dengan dipangkasnya suku bunga, maka hal ini diharapkan dapat kembali menggerakkan roda perekonomian.

Hingga kini, survei dari perangkat CME FedWatch menunjukkan bahwa pemangkasan suku bunga pertama kalinya berpotensi terjadi pada Maret 2024 dengan 53,8%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

(rev/rev)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts