4 Raja Media Kakap di RI Tarung Politik, Ini Sosok Terkaya

Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Di Indonesia, ada banyak pihak dari berbagai latar belakang yang berpartisipasi di dunia politik, salah satunya adalah konglomerat. Bahkan, beberapa di antara konglomerat tersebut adalah pemilik media besar.

Sejumlah tokoh politik tersebut adalah pemilik PT Mahaka Media Erick Thohir, PT Visi Media Asia Tbk Aburizal Bakrie, pemilik MNC Group Hary Tanoesedibjo, hingga pemilik Media Group Surya Paloh.

Keempat nama tersebut berdiri di bendera partai yang berbeda. Lantas, siapakah “Raja Media” yang paling kaya?\

Berikut rangkuman gurita bisnisnya:

Erick Thohir

Mengutip data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2021, kekayaan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tersebut Rp2,3 triliun. Total harta kekayaan tersebut sudah dikurangi dengan utang Rp165 miliar. Ia juga memiliki sejumlah perusahaan media.

Adapun, harta kekayaan Erick terdiri dari 34 tanah dan bangunan di Depok, Bekasi, Bogor, Badung, Pasuruan, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Tangerang, dan Manggarai Barat senilai Rp364 miliar.

Kemudian, alat transportasi dan mesin yang dimiliki Erick meliputi dua mobil Mercedes Benz dan satu motor Honda dengan nilai Rp1,8 miliar, harta bergerak Rp27 miliar, kas dan setara kas Rp209 miliar, serta harta lainnya Rp159 miliar. Lalu, sumber harta kekayaan terbesar Erick tercatat berasal dari surat berharga yakni Rp1,7 triliun.

Ada sederet perusahaan media yang dimiliki oleh Erick Thohir, di antaranya PT Mahaka Media Tbk (Perseroan) didirikan di Jakarta dengan nama PT Abdi Bangsa pada 28 November 1992. Lalu, PT Republika Media Mandiri yang berdiri sejak 1992. Republika merupakan perusahaan media jurnalistik yang menaungi Republika dan Republika Online.

Selanjutnya, PT Danapati Abinaya Investama (Jak TV) melalui perusahaannya PT Danapati Abinaya Investama. Perusahaan yang berdiri sejak 2005 ini awalnya dimiliki Jawa Pos Group. Namun, pada 2012, Jak TV diakuisisi perusahaan Erick Thohir dengan nilai akuisisi mencapai Rp55,5 miliar atau 50 persen saham.

Kemudian, PT Kalyanamitra Adhara Mahardhika (Alive! Indonesia). Perusahaan yang didirikan pada 2007 ini milik Erick Thohir yang menyediakan layanan brand activation, creative agency, hingga event organizer.

Lalu, ada PT Media Golfindo (Golf Digest Indonesia) yang menjadi menjadi penerbit majalah Golf Digest Indonesia serta PT Mahaka Radio Integra Tbk yang juga memiliki beberapa perusahaan radio, yaitu PT Radio Attahiriyah (Gen 98.7 FM Jakarta), PT Radio Camar (Gen 103.1 FM Surabaya), dan PT Suara Irama Indah (Jak 101 FM).

Aburizal Bakrie

Aburizal Bakrie pernah disebut sebagai orang paling kaya di Asia Tenggara. Grup Bakrie memiliki berbagai “ladang uang” di hampir semua sektor penting dalam perekonomian.

Sosok yang akrab disapa Ical itu berperan sangat besar dalam mengembangkan, memajukan, serta memperluas sayap bisnis Bakrie Group melalui bakat bisnisnya yang cemerlang.

Adapun, bisnis mereka mencakup berbagai sektor, seperti energi, properti, pertambangan batu bara, minyak, infrastruktur, kesehatan, jasa keuangan, media, telekomunikasi dan operator seluler, perkebunan, media massa, juga teknologi.

Dari bisnis tersebut, Grup Bakrie meraup pundi-pundi kekayaan. Pada 2006, namanya mulai masuk dalam daftar orang terkaya keenam di Indonesia versi Forbes, dengan total kekayaan mencapai US$1,2 miliar.

Mengutip daftar yang dirilis Forbes 2007, Aburizal Bakrie adalah orang paling kaya di Indonesia. Saat itu, total hartanya menembus US$5,4 miliar. Bahkan, Majalah Globe Asia 2008 juga menyebut Aburizal Bakrie sebagai orang paling kaya di Asia Tenggara. Kekayaannya saat itu berada di angka fantastis, yakni US$9,2 miliar.

Kekayaan Bakrie saat itu meroket berkat saham salah satu anak usahanya yang terus menanjak, yakni dari Rp300 per lembar (2004) menjadi Rp5.900 per lembar (2007). Sayangnya, tak ada yang kekal di dunia ini. Kejayaan Aburizal Bakrie tak berlangsung lama.

Krisis moneter global yang melanda pada 2008 membuat Ical tak dapat bertahan di peringkatnya. Tahun itu, namanya turun ke peringkat sembilan dalam daftar bergengsi Forbes. Pada 2012, nama Ical tercoret dari daftar konglomerat terkaya Tanah Air.

Selain itu, Grup Bakrie juga memiliki beberapa perusahaan media, yakni PT Visi Media Asia Tbk yang didirikan pada 2004. PT Visi Media Asia Tbk. (“VIVA” atau “Perseroan”) adalah perusahaan media konvergensi yang terintegrasi. Perusahaan ini sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak November 2011 (VIVA).

Kemudian, PT Cakrawala Andalas Televisi atau yang lebih dikenal dengan sebutan ANTV hadir sebagai stasiun televisi swasta di Indonesia. Stasiun televisi pertama yang didirikan oleh Grup Bakrie ini perdana muncul pada Juli 1992 dengan nama PT Cakrawala Bumi Sriwijaya Televisi (CBS TV) yang berbasis di Palembang, Sumatra Selatan.

CBS TV awalnya direncanakan berada di bawah PT Usaha Mediatronika Nusantara, anak usaha PT Bakrie Investindo dan dikelola oleh Nirwan Bakrie. Target acaranya adalah berita dan olahraga dan sudah mendapatkan izin sejak 31 Desember 1991 dari pemerintah untuk bersiaran lokal.

Hary Tanoesoebidjo

Berdasarkan laporan dari Forbes Real Time Billionaires, Selasa (31/1/2023), Hary Tanoe ditaksir memiliki harta kekayaan mencapai US$1 miliar.

Menurut catatan detik.com, Hary Tanoesoedibjo adalah anak Ahmad Tanoesoedibjo yang mendirikan MNC Group dan masih menjabat sebagai Chairman PT MNC Investama Tbk (dahulu PT Bhakti Investama Tbk) hingga saat ini.

Hary Tanoe telah mulai membangun bisnis media segera setelah ia lulus kuliah. Hingga saat ini, Hary masih memiliki lebih dari 60 stasiun TV, stasiun radio, dan surat kabar. Hary Tanoe juga menjabat di berbagai anak perusahaan MNC Group.

Hary diketahui sudah menjabat sebagai Komisaris Utama PT MNC sejak Februari 2004. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Direktur Utama di PT Global Mediacom Tbk sejak 2002, PT Media Nusantara Citra Tbk sejak 2004, PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak 2010, PT MNC Land Tbk sejak 2011, PT GLD Property sejak 2012.

Selain itu, Hary Tanoe juga menjabat sebagai Komisaris Utama di PT MNC Sky Vision Tbk (Indovision) sejak 2006, PT MNC Sekuritas sejak 2004, PT Global Informasi Bermutu (Global TV) sejak 2009, PT Media Nusantara Informasi sejak 2009 dan PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (MNCTV) sejak 2011.

Tidak lama setelah itu, pada 2016 ia mengundurkan diri sebagai CEO Media Nusantara Citra (MNC) yang memiliki empat stasiun TV nasional untuk fokus berpolitik.

Pada 11 Maret 2022 lalu, PT MNC Studios International Tbk (MSIN) mengubah namanya menjadi PT MNC Digital Entertainment Tbk pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hary Tanoe pada saat itu diangkat sebagai Direktur Utama MNC Digital, menggantikan Ella Kartika yang akhirnya menempati posisi direktur.

Surya Paloh

Surya Paloh adalah Ketua Umum Partai Nasdem. Sebelum mendirikan Partai Nasdem pada 2011, Surya bernaung di bawah Partai Golkar.

Sebelumnya, ia juga merupakan seorang pengusaha yang bergerak di berbagai bidang. Harta kekayaan Surya pada tahun 2018 mencapai Rp8,74 triliun. Ini menempatkan bos Media Group tersebut sebagai orang terkaya ke-77 dari 150 orang di Indonesia versi Globe Asia.

Surya Paloh memiliki perusahaan media, diantaranya Metro TV dan Media Indonesia.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


4 Raja Media Kakap RI Tarung Politik, Sosok Ini Terkaya

(dce)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts