Akhir Pekan Suram, Wall Street Ambruk

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kompak melemah pada sesi awal pembukaan perdagangan Jumat (27/1/2023).

Read More

Indeks Dow Jones melandai 0,04% ke 33.935,01. Sementara itu, indeks Nasdaq melemah 0,23% ke 11.486,25 dan indeks S&P 500 turun 0,21% ke 4.051,71.

Pelemahan ini berbanding terbalik dengan kinerja cemerlang hari sebelumnya. Pada penutupan perdagangan Kamis (26/1/2023), tiga bursa utama Wall Street kompak mengakhiri perdagangan di zona hijau. 

Indeks Dow Jones menguat 0,61%, indeks S&P 500 naik 1,1% sementara Nasdaq melesat 1,76%.

Pergerakan saham Wall Street masih dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan-perusahaan raksasa AS. Selain itu, revisi data indeks personal consumption expenditure (PCE) juga menjadi sentimen penggerak lainnya.

Sejumlah perusahaan raksasa telah dan akan mengumumkan laporan keuangan pada hari ini.

American Express mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$ 7,5 miliar sepanjang 2022, lebih rendah dibandingkan proyeksi analis di kisaran US$ 8,1 miliar.

Visa Inc melaporkan pendapatan sebesar US$ 7,94 miliar pada kuartal III 2023 (berakhir pada Desember 2022). Pendapatan tersebut di atas ekspektasi pasar sebesar US$ 7,70 miliar.

Pendapatan Intel tercatat sebesar US$ 14,04 miliar pada kuartal IV-2022, di bawah ekspektasi pasar sebesar US$ 14,45 miliar.

Lebih dari 25% perusahaan di indeks S&P sudah melaporkan keuangan terbaru mereka. Dari jumlah tersebut, 69% mampu mencatatkan kinerja yang lebih baik dari ekspektasi.

Analis kini memperkirakan agregat earnings dari laporan keuangan kuartal IV-2022 akan turun 2,7%, lebih rendah dibandingkan koreksi 1,6% yang diproyeksikan pada 1 Januari lalu.

“Jelas sekali semakin menuju puncak dari musim earnings, semakin banyak berita positif yang kita dengar dan semakin sedikit kabar negatif yang dilaporkan,” tutur senior investment director dari U.S. Bank, Bill Northey, dikutip dari CNBC International.

AS pada Jumat malam juga mengumumkan data revisi indeks konsumsi masyarakat atau personal consumption expenditure (PCE) meningkat 5% (year on year/yoy) pada Desember 2022, terendah sejak September 2021.

Melandainya indeks PCE memberi harapan pasar jika bank sentral AS The Federal reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneter mereka.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Kekuatan Oktober sebagai “Bear Killer” Pudar, IHSG Aman?

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts