BNI Optimis Porsi Green Banking Semakin ‘Garang’

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) optimistis menapaki bisnis tahun ini. Tidak hanya itu, perseroan juga yakin bisa meningkatkan porsi perbankan hijau atau green banking.

Read More

(Green banking) Kita cukup besar, BNI cukup lama masuk di area green financing, dan tahun lalu kita sudah terbitkan green bond pertama di Indonesia walaupun cost-nya mahal, tapi tetap kita coba,” tukas Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar dalam CNBC Indonesia Economy Outlook 2023 di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Dia menambahkan, bahwa portofolio perseroan terkait aktivitas green banking semakin meningkat hingga melampaui 20%. Optimisme ini tumbuh dengan semakin besarnya kesadaran para pengusaha dalam menerapkan operasional lebih hijau, utamanya melalui penerapan teknologi.

“Polusi lebih rendah, sudah mulai ke sana,” ujarnya.

Adapun komitmen perseroan terkait green banking salah satunya diwujudkan dalam Sustainable Portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan. Sepanjang 2022 pembiayaan pada Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) mencapai Rp 182,9 triliun atau 28,5% dari total portofolio kredit BNI.

Sustainable portfolio ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil sebesar Rp 123,2 triliun, pengelolaan bisnis ramah lingkungan dan sumber daya alam hayati sebesar Rp 19,7 triliun, energi baru dan terbarukan sebesar Rp 10,9 triliun, pembiayaan untuk pencegahan polusi sebesar Rp 4 triliun, serta Sustainable Portfolio lainnya sebesar Rp 25,1 triliun.

Secara keseluruhan, bisnis BNI pada tahun 2023 pun dinilai Royke akan semakin membaik kendati ketidakpastian perekonomian global masih berlanjut akibat imbas perang Rusia-Ukraina. Namun, dari sisi makroekonomi Indonesia diyakini tetap resilien menghadapi perubahan tersebut, utamanya dengan semakin bisa dikendalikannya inflasi.

Total kredit yang disalurkan BNI pada 2022 telah mencapai Rp 646,19 triliun, tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10,9% YoY.

“Saya yakin bahwa kita pasti bisa keluar dari masalah yang ada, karena sudah lewat pandemi. Yang penting kolaborasi kemarin kita lakukan bagus sekali bahwa regulator, pemerintah, industri itu semua berkolaborasi baik. Saya rasa kita bisa melewati ini dengan gampang dan apalagi kalau tahun politik biasa, selalu ada, jalani saja terus,” tutur Royke.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Jurus Pertamina Dorong Investasi & Pembiayaan Bisnis Hijau

(rah/rah)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts