Breaking! Harga Emas Melesat 1%, Diramal Tembus US$2.000

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas melesat setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) terus memburuk.
Pada perdagangan Selasa (18/7/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.978,72 per troy ons. Harganya terbang 1,23%. Posisi penutupan kemarin menjadi yang tertinggi sejak 17 Mei 2023 atau dalam dua bulan terakhir.

Read More

Penguatan tersebut juga memutus tren negatif emas melemah dalam dua hari perdagangan sebelumnya.
Harga emas sedikit melemah pada hari ini. Pada perdagangan Rabu (19/7/2023), harga emas ada di posisi US$ 1.977,22 per troy ons atau melemah tipis 0,08%.


Harga emas terbang setelah AS melaporkan penjualan ritel mereka melandai. Dengan penjualan ritel yang melandai maka ada harapan inflasi AS akan terus melemah juga sehingga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan segera melunak.

Penjualan ritel AS hanya tumbuh 0,2% (month to month/mtm) dan 1,49% (year on year/yoy) pada Juni tahun ini. Penjualan ritel jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yakni 0,3% (mtm) dan 1,6% (yoy).
Penjualan juga lebih rendah dibandingkan yang tercatat pada Mei yakni 0,5% (mtm) dan 2% (yoy).

Melemahnya penjualan ritel ini menjadi sinyal jika permintaan di AS memang sudah melemah sehingga The Fed bisa melunak.
Pasar memang masih memproyeksi kenaikan suku bunga 25 bps pada bulan ini tetapi kenaikan tersebut diperkirakan akan menjadi yang terakhir.

Ekspektasi melunaknya The Fed membuat dolar AS semakin terkapar. Indeks dolar masih berkutat di angka 99,97, atau terendah sejak April 2022. Dengan dolar AS yang melemah maka harga emas semakin terjangkau sehingga semakin banyak orang yang membeli sang logam mulia.

Analis dari Kitco, Jim Wyckoff, memperkirakan emas belum akan berhenti bersinar. Harga emas diyakini akan mendekati US$ 2.000 dalam waktu dekat.

“Jelas sekali harga emas bisa mendekati US$ 2.000 dalam waktu dekat jika data ekonomi AS akan membuat The Fed melunak dengan hanya menaikkan sekali lagi,” tutur Wyckoff, dikutip dari Reuters.

Sebaliknya, harga emas bisa jatuh ke kisaran US$ 1.900 per troy ons jika the Fed masih saja memberlakukan kebijakan ketat.
Analis dari City Index, Fawad Razaqzada, mengatakan emas butuh pemantik lebih banyak untuk menembus level US$ 2.000.

“Harga emas bisa bergerak di titik support dan resistance US$ 1.980-1.985 per troy ons. Emas butuh faktor penopang kuat lain agar bisa kembali ke US$ 2.000,” tutur Fawad.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Maaf, Harga Emas Sepertinya Masih Susah Menguat

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts