Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5% di 2024, Dolar Capai Rp15.510

Jakarta, CNBC Indonesia – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan asumsi makro yang dipatok dalam rencana Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2024. Angka-angka yang dipatok jauh berbeda dengan asumsi makro yang ditetapkan pemerintah dalam APBN 2024.

Read More

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, asumsi makro dalam RATBI 2024 ini mempertimbangkan perubahan kondisi ekonomi global dan domestik terkini, seperti melemahnya ekonomi global, inflasi yang tinggi, suku bunga acuan yang naik, serta penguatan dolar AS.

“Tadi kami sampaikan ada enam kondisi global yang berpengaruh: slower growth, high inflation, higher for longer suku bunga, kemudian strong dolar, maupun cash is the king yang berimplikasi pada kondisi ekonomi dalam negeri,” kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (13/11/2023).

Adapun asumsi makro yang ditetapkan dalam RATBI 2024, di antaranya pertumbuhan ekonomi pada 2024 yang hanya sebesar 5%, jauh lebih rendah dari prognosa 2023 sebesar Rp 5,01%. Pertumbuhan pada 2024 diperkirakannya didorong oleh permintaan domestik karena adanya kenaikan gaji ASN, penyelenggaraan Pemilu 2024, serta keberlanjutan pembangunan IKN.

Asumsi makro kedua ialah inflasi yang diperkirakan dalam RATBI 2024 sebesar 3,2%, naik dari prognosa untuk 2023 sebesar 2,84%. Peningkatan proyeksi tekanan inflasi ini menurutnya sejalan dengan permintaan yang masih baik di domestik dan dampak dari nilai tukar rupiah yang lebih lemah.

Untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sendiri dalam RATBI 2024 diperkirakan sebesar Rp 15.510 naik dari prognosa 2023 sebesar Rp 15.280. Terutama dipengaruhi berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global yang kemudian memengaruhi aliran modal ke negara berkembang dan memberikan tekanan kepada mata uang dunia.

Kendati begitu, Perry menegaskan, asumsi makro untuk rupiah yang sebesar Rp 15.510 itu jauh lebih kuat dibanding dengan proyeksi rata-rata pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat untuk kuartal IV 2023 yang akan berada pada kisaran Rp 15.755 per dolar AS.

“Nilai tukar rupiah Rp 15.510 ini menguat dari kondisi sekarang karena dengan perkiraan harapan tentu saja kondisi global itu akan berangsur-angsur mereda dan kemudian berpengaruh pada kembalinya aliran modal ke negara berkembang termasuk Indonesia,” ucap Perry.

Sebagai informasi, Pemerintah dan DPR RI telah menyepakati asumsi dasar ekonomi makro pada APBN 2024, yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, inflasi yang terkendali sebesar 2,8%, nilai tukar rupiah sebesar Rp15.000/US$.

Selain itu, asumsi makro pemerintah pada 2024 juga mencakup suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,7%, harga minyak dunia (ICP) sebesar US$82/Barel, lifting minyak sebesar 635 ribu barel per hari, serta lifting gas sebesar 1,033 juta barel setara minyak per hari.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Dunia 2024 Diramal Makin Kacau, Asing Bisa Kabur dari RI!

(haa/haa)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts