Emas Makin Tertekan Lemah Tak Berdaya, Ini Biang Keroknya!

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas pada perdagangan Kamis (29/6/2023) hingga pukul 06.40 WIB terpantau melemah 0,23% secara harian menjadi US$ 1.917,85 per troy ons di pasar spot.

Read More

Penurunan ini melanjutkan trend penurunan setelah pada perdagangan sebelumnya emas di tutup melemah 0,31% di level US$ 1.907,42 per troy ons di pasar spot.

Diketahui sejak awal Juni 2023 harga emas masih belum bisa menunjukkan trend kenaikannya, hal ini karena sentimen rencana Amerika Serikat (AS) untuk kembali menaikkan suku bunga pada periode selanjutnya.


Pada Rabu kemarin, pidato Chairman the Fed, Jerome Powell dalam European Central Bank (ECB) Forum on Central Banking telah disampaikan.

Para pemimpin bank sentral utama dunia menegaskan kembali bahwa mereka berpikir pengetatan kebijakan lebih lanjut akan diperlukan untuk menjinakkan inflasi yang sangat tinggi dan mereka percaya dapat mencapainya tanpa memicu resesi.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mempertahankan kenaikan suku bunga berturut-turut sementara Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde memperkuat ekspektasi untuk kenaikan suku bunga zona euro kesembilan berturut-turut pada Juli.

Gubernur Bank of England Andrew Bailey mengatakan dia akan melakukan apa yang diperlukan untuk menurunkan pertumbuhan harga yang terus-menerus di Inggris, dan bahkan Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, membuka pintu untuk suatu hari meninggalkan kebijakan ultra mudahnya.

“Kebijakan tidak cukup ketat untuk waktu yang lama,” ucap Powell pada pertemuan tahunan para gubernur bank sentral yang diselenggarakan oleh ECB di resor pegunungan Sintra di Portugis.

“Saya tidak akan mengambil langkah dalam pertemuan berturut-turut,” ucapnya.

Powell mengatakan pasar tenaga kerja AS khususnya perlu melunak lebih lanjut untuk mengurangi tekanan harga. Sementara ada “probabilitas signifikan” yang dapat menyebabkan penurunan.

Lagarde mengatakan ada kemungkinan ekonomi zona euro yang datar dapat tergelincir ke dalam resesi langsung tahun ini namun itu bukan ekspektasi dasar ECB.

“Kami masih memiliki lebih banyak tempat untuk dicakup,” ucapnya tentang perang melawan inflasi. “Kami tidak melihat cukup bukti nyata dari fakta yang terjadi bahwa inflasi yang mendasari, khususnya harga domestik, stabil dan bergerak turun.”

The Fed mempertahankan suku bunga bulan ini tetapi pasar memperkirakan akan menaikkannya lagi bulan depan atau pada bulan September sebelum mulai memangkasnya tahun depan.

ECB diperkirakan akan menaikkan suku pada bulan Juli dan September tetapi investor memprediksi itu akan berbalik dan mulai mengurangi biaya pinjaman pada tahun 2024 karena prospek ekonomi memburuk.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Kilau Emas Memudar Kala The Fed Gak Pede Inflasi Bisa Turun

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts