Harga Minyak Mentah Loyo, CPO Masih Cerah Pekan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) acuan pada pekan ini terpantau cukup bergairah, meski ada tekanan dari pelemahan harga minyak mentah dunia dan harga minyak nabati lainnya.

Read More

Sepanjang pekan ini, harga CPO di bursa Malaysia untuk kontrak Januari 2024 naik 0,11% secara point-to-point (ptp). Pada perdagangan Jumat (27/10/2023), harga CPO ditutup menguat 0,35% ke posisi MYR 3.775/ton.


Harga CPO yang cukup bergairah terjadi di tengah melandainya harga minyak mentah dunia karena sedikit meredanya konflik di Timur Tengah dan juga karena lesunya permintaan minyak di Amerika Serikat (AS).

Sepanjang pekan ini, harga minyak kontrak jenis Brent ambles 1,82% secara point-to-point (ptp). Sedangkan untuk minyak kontrak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) ambruk 3,62% pekan ini.


Harga minyak baru-baru ini terdongkrak oleh kekhawatiran akan dampak yang mempengaruhi pasokan minyak mentah global akibat konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, yang dapat melibatkan Iran dan sekutunya di wilayah tersebut.

Kekhawatiran tersebut mulai berkurang pada tengah hari Kamis.

Di lain sisi, Peningkatan persediaan minyak mentah AS pada minggu terakhir mengindikasikan melemahnya permintaan.

Persediaan USOILC=ECI naik 1,4 juta barel menjadi 421,1 juta barel, menurut Administrasi Informasi Energi (EIA), melebihi kenaikan 240.000 barel yang diperkirakan oleh para analis Reuters.

Selain itu, bergairahnya harga CPO pada pekan ini juga terjadi karena naiknya harga minyak nabati saingan, karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Minyak kedelai berjangka di Chicago Board of Trade melonjak 1%, sedangkan harga minyak kedelai di bursa Dalian melonjak 1,3%.

“Kinerja yang kuat dari pasar Dalian telah berkontribusi terhadap tren peningkatan ini,” kata Lingam Supramaniam, direktur pialang minyak nabati Pelindung Bestari di Kuala Lumpur, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, Ekspor produk minyak sawit Malaysia periode 1 Oktober-25 Oktober turun antara 1,1% dan 3,1% dari bulan sebelumnya, data dari perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia dan Intertek Testing Services menunjukkan.

Kementerian Keuangan Malaysia tidak akan menghapus pungutan keuntungan tak terduga pada industri kelapa sawit.

Adapun dari Indonesia, kspor minyak sawit Indonesia pada Agustus lalu mencapai 2,07 juta metrik ton, turun 55% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, berdasarkan data dari GAPKI.

Sedangkan produksi minyak sawit mentah turun menjadi 3,86 juta ton pada Agustus, dari sebelumnya sebesar 4,36 juta ton pada Juli. Namun, stok domestik pada akhir Agustus sedikit meningkat menjadi 3,24 juta ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Huru-Hara CPO RI, 12 Sahamnya Ambles Sepanjang Tahun Ini

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts