IHSG Ambruk 1% Lebih, Saham Bank Raksasa Jadi Penekannya


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles lebih dari 1% pada akhir perdagangan Jumat (15/3/2024), setelah selama tiga hari terakhir mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya.

IHSG ditutup ambruk1,42% ke posisi 7.328,05. IHSG terkoreksi ke level psikologis 7.300, setelah beberapa hari sebelumnya menguat ke level psikologis 7.400.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 17 triliun dengan melibatkan 25 miliaran saham yang diperdagangkan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 226 saham terapresiasi, 312 saham terdepresiasi, dan 2230 saham cenderung mendatar.

Secara sektoral, sektor keuangan menjadi pemberat terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 1,96%. Selain itu, sektor bahan baku juga menjadi penekan hari ini yakni sebesar 1,82%.

Beberapa saham juga terpantau menjadi penekan (laggard) IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.










Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Rakyat Indonesia (Persero) BBRI -20,36 5.975 -2,85%
Barito Renewables Energy BREN -13,44 5.550 -5,93%
Chandra Asri Pacific TPIA -12,62 5.150 -7,21%
Bank Negara Indonesia (Persero) BBNI -12,60 5.800 -5,69%
Bank Central Asia BBCA -11,95 10.150 -1,69%
Astra International ASII -4,50 5.175 -1,90%

Sumber: Refinitiv

Beberapa saham perbankan raksasa menjadi penekan IHSG pada akhir perdagangan hari ini, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi yang paling menekan IHSG yakni mencapai 20,3 indeks poin.

IHSG ambles setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya selama tiga hari beruntun, sehingga investor pun mulai merealisasikan keuntungannya pada hari ini. Apalagi, pada hari ini merupakan akhir pekan sehingga ada potensi aksi profit taking.

Saham perbankan melempem seiring dengan berakhirnya cum date dividen sejumlah emiten perbankan. Sebagai informasi cum date adalah tanggal terakhir bagi investor yang ingin membeli saham tertentu dan berhak untuk mendapatkan dividen perusahaan yang telah diumumkan.

Selain itu, IHSG terkoreksi juga mengekor bursa saham global, di tengah memanasnya kembali inflasi di Amerika Serikat (AS).

Kemarin, indeks Harga Pordusen (producer price index/PPI) AS pada Februari lalu bergerak lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar. Masih panasnya data PPI bisa memicu prospek pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Juni menyusut.

Sementara Indeks Harga Konsumen (consumer price index/CPI) AS naik 3,2% pada periode Februari, meleset dari ekspektasi pasar sebesar 3,1% yang sedikit lebih rendah dan lebih tinggi dari 3,1% pada periode Januari.

Selain itu, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran mencapai 209.000 pada pekan yang berakhir 9 Maret. Nilai tersebut malah turun dibandingkan pekan sebelumnya sebesar 210.000 dan berbanding terbalik dengan konsensus yang proyeksi naik ke 218.000 klaim.

Di sisi lain,penjualan ritel AS periode Februari 2024 dengan hasil 1,5% secara tahunan (yoy), melampaui ekspektasi pasar berdasarkan data Trading Economic sebesar 1% yoy.

Data-data tersebut secara keseluruhan menunjukkan ekonomi AS masih tangguh. Pasalnya, penjualan ritel tumbuh positif, inflasi panas, disertai klaim pengangguran turun. Namun, hal tersebut bisa berimplikasi berbeda untuk prospek pemangkasan suku bunga the Fed.

Perhitungan CME FedWatch Tool pada Jumat dini hari (15/3/2024), menunjukkan peluang 99% suku bunga ditahan pada pertemuan FOMC Maret ini, sementara pemangkasan suku bunga pada Juni menunjukkan peluang 54,5%, ini menyusut dibandingkan pekan lalu yang nilainya nyaris mencapai 60%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


IHSG Ambles 1% Lebih, Ini Penyebabnya

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts