Investor Korsel, Hong Kong, & Jepang Incar Multifinance di RI


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan minat investor asing masuk ke industri multifinance di Indonesia terbilang besar. 

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya OJK Agusman mengatakan saat ini investor asal Korea Selatan, Hong Kong, dan Jepang dalam proses akuisisi. 

Kebanyakan multifinance yang diincar oleh investor asing adalah sektor pembiayaan kendaraan bermotor. 

“Hal ini sejalan dengan semakin banyaknya produsen kendaraan bermotor dari negara Asia yang memasuki sektor otomotif di Indonesia,” kata Agusman dalam keterangan tertulis, Kamis (7/3/2024).

Sebelumnya, Agusman mengatakan bahwa ada 5multifinance yang tengah dibidik asing. Nilai transaksi akuisisi dari kelima perusahaan pembiayaan tersebut mencapai Rp13,8 Triliun.

Mengingatkan saja, terdapat beberapa nama perusahaan yang santer dalam proses akuisisi ini sebelumnya. Misalnya, Woori Card asal Korea yang membeli Batavia Finance (BPFI). Lalu perusahaan Jepang Mizuho yang mencaplok PT Verena Multi Finance Tbk. (VRNA), dan Singapore termasuk grup Mouladin yang membeli PT Pro Car International Finance dan mengubahnya menjadi PT Moladin Finance Indonesia (Mofi).

Terakhir, perusahaan yang tengah melakukan proses akuisisi adalah oleh perusahaan finansial raksasa asal Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), serta emiten Adira Dinamika Multifinance (ADMF). Keduanya ingin mencaplok PT Mandala Multifinace (MFIN).

Bank Danamon yang menjadi anak usaha Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) membidik proses akuisisi MFIN oleh MUFG dan ADMF akan rampung pada semester I-2024.

Sementara itu, berdasarkan data OJK, piutang perusahaan multifinance tumbuh 13,07% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 475,58 triliun per Januari 2024.

Bila dibandingkan dengan Januari 2023, capaian tersebut sedikit melambat, di mana awal tahun lalu piutang multifinance naik 14,57% yoy menjadi Rp 420,6 triliun.

Adapun rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) gross naik dari 2,4% per Januari 2023 menjadi 2,5% pada Januari tahun ini. Begitu pula dengan NPF net yang naik dari 0,66% menjadi 0,69%.

Hal ini diikuti dengan gearing ratio yang juga mengalami kenaikan dari 2,03 kali menjadi 2,24 kali.

Kendati pertumbuhan piutang melambat, aset multifinance diperkirakan akan terus tumbuh dua digit hingga triwulan pertama tahun 2024. Adapun sejumlah sektor pun akan menjadi pendorong.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Sstt… Dua Investor Asing Incar Perusahaan Multifinance RI

(mkh/mkh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts