Menguat Tajam, Rupiah Pukul Dolar ke Rp15.890


Read More

Jakarta, CNBC Indonesia –  Nilai tukar rupiah menguat tajam terhadap dolar Amerika Serikat didorong oleh pelemahan indeks dolar (DXY).

Berdasarkan data Refinitiv pada pukul 15:00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,16% ke posisi Rp 15.890/US$. Sementara, DXY per 15.00 WIB turun 0,13% ke posisi 104,12. Penurunan DXY menuju pelemahan selama tiga hari beruntun, kemarin turun 0,54% dan 0,19% pada 2 April 2024.

Dolar melemah karena para pelaku pasar menganggap pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell sebagai pernyataan yang meyakinkan tentang kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini sambil menunggu pembacaan pasar tenaga kerja AS terbaru.

Jerome Powell menyampaikan pernyataan yang seimbang dengan menyatakan bahwa pembuat kebijakan akan dipandu oleh data ekonomi. Para pedagang fokus pada pandangannya bahwa angka-angka terbaru tidak mengubah pandangannya secara luas, dan pengingatnya bahwa “sebagian besar peserta FOMC melihat hal ini sebagai hal yang tepat untuk mulai menurunkan suku bunga kebijakan pada suatu saat di tahun ini.”

“Pidato tersebut secara luas menegaskan bahwa The Fed berada di jalur yang tepat untuk menurunkan suku bunganya tahun ini, dengan data yang menentukan waktunya. Kami pikir pada bulan Juli, (Fed) kemungkinan akan memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk mulai menurunkan suku bunganya,” kata analis di ANZ.

Selain itu perlambatan tak terduga dalam pertumbuhan jasa AS juga mendukung penurunan ekspektasi dan membebani dolar karena ekspektasi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tiga bulan lalu.

Fokus pasar saat ini tertuju kepada data klaim pengangguran mingguan untuk periode pekan yang berakhir 30 Maret 2024 pada nanti malam, Kamis (4/4/2024).

Data lain juga akan rilis hari ini yaitu neraca perdagangan dan data ekspor-impor AS periode Februari 2024 akan dirilis.

Konsensus pasar Trading Economics memperkirakan neraca perdagangan AS sedikit membaik dari periode Januari lalu yakni masih kontraksi US$ 67,3 miliar atau sekitar Rp 1.071,08 triliun (kurs US$ 1= Rp 15.915).

Neraca dagang AS patut dicermati lantaran negeri Paman Sam merupakan negara kedua setelah China dengan kontribusi nilai ekspor terbesar.

Selain itu, dari sisi politik dalam negeri masih diselimuti sentimen sidang sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi.

Agenda hari ini adalah Pembuktian Pihak Terkait dari pasangan calon (paslon) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganajr Pranowo-Mahfud MD.

Sidang MK akan sangat memanas dengan kedatangan saksi menteri. Ini adalah kali pertama sidang menghadirkan menteri yang akan menjadi saksi dan dimintai keterangan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Breaking! Dolar Ngamuk, Rupiah Tembus Rp15.820/US$

(ras/ras)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts