Pekan Tragis, Minyak Mentah Jadi Korban Huru-Hara di Amerika

Jakarta, CNBC Indonesia –Harga minyak anjlok pekan ini. Pada perdagangan Jumat (5/5/2023), harga minyak memang naik tetapi secara keseluruhan pekan hancur lebur.

Read More

Pada perdagangan Jumat, harga minyak mentah brent memang menguat 3,9% ke posisi US$75,3 per barel sementara harga minyak mentah WTI menguat 4,1% ke posisi US$ 71,34 per barel.

Namun, dalam sepekan keduanya hancur. Minyak brent jatuh 5,3% sementara WTI ambruk 7,1% sepekan. Penurunan tersebut adalah yang terbesar dalam tiga pekan terakhir.
Pada pekan lalu, minyak brent hanya turun 2,6% sementara WTI melandai 1,4%.



Anjloknya harga minyak mentah dunia tidak bisa lepas dari perkembangan di Amerika Serikat (AS).

Ada tiga kejadian genting di AS yang membuat harga emas layu, yakni kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed), krisis perbankan, dan kisruh utang pemerintah AS.

The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,0-5,25% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (4/5/2023).

Kenaikan suku bunga terjadi di tengah krisis perbankan AS serta kekhawatiran terjadinya resesi.

Hal itu dikhawatirkan membuat ekonomi AS terus melambat yang pada akhirnya berdampak kepada ekonomi global.

Jika ekonomi global melambat maka permintaan akan sumber energi seperti minyak akan berkurang. Padahal, AS adalah konsumen terbesar minyak mentah di dunia.

Krisis perbankan AS memakan korban baru yakni First Republic Bank. Regulator AS menyita First Republic Bank dan mencapai kesepakatan untuk menjual sebagian besar operasinya kepada JPMorgan Chase, bank terbesar di AS.

Sebelumnya, tiga bank AS juga kolaps yakni Silicon Valley Bank, Signature Bank, dan Silvergate Bank.

AS juga tengah dilanda kisruh hutang. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan bahwa pemerintah AS bakal gagal membayar utang (default) pada 1 Juni mendatang.

Hal ini akibat alotnya pembahasan untuk menaikkan plafon utang AS. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang kini dipimpin Partai Republik memilih untuk menaikkan menaikkan batas pinjaman nasional.

“Harga emas jatuh bukan karena faktor fundamental tetapi lebih karena dipicu oleh kekhawatiran akan terjadinya resesi dan krisis perbankan AS.” Tutur analis minyak dari PVM Stephen Brennock, dikutip dari Reuters.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Pekan Lalu Anjlok 10%, Harga Minyak Mentah Balik Naik Tajam!

(mae/mae)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts