Rupiah Akhirnya Pukul Balik Dolar AS, Akankah Berlanjut Hari Ini?


Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah akhirnya mulai menguat dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) setelah tiga hari terkapar di zona merah.

Read More

Melansir data Refinitiv, hingga akhir perdagangan kemarin mata uang Garuda terapresiasi 0,13% menuju angka Rp15.615/US$. Posisi tersebut akhirnya memutuskan tren pelemahan yang terjadi selama tiga hari beruntun atau sejak 15 Januari 2024.


Rupiah yang mulai menguat kemarin senada dengan tekanan dari indeks dolar AS (DXY) yang mereda. Hal ini tercermin dari DXY hingga kemarin pukul 14.50 WIB terdepresiasi 0,16% ke posisi 103,28. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan penutupan satu hari sebelumnya di 103,45.

Apresiasi rupiah juga menunjukkan sikap pelaku pasar yang mulai merespons kebijakan Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan suku bunga atau BI rate di level 6% untuk yang keempat kalinya pada Januari 2024.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan itu ditempuh sebagai langkah konsistensi BI menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan, di tengah masih bergejolaknya ketidakpastian ekonomi global. Seiring dengan upaya untuk menjaga kinerja pertumbuhan ekonomi domestik pada tahun ini.

“Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilitas nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024” kata Perry saat konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Sentimen lain yang potensi mempengaruhi rupiah hari ini juga datang dari eksternal, dimana semalam ada pidato pejabat the Fed yang memberikan gambaran lebih luas mengenai prospek pemangkasan suku bunga.

Pada dini hari tadi, Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic mengatakan para pengambil kebijakan kemungkinan besar akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal ketiga mendatang.

“Karena saya bergantung pada data, saya telah memasukkan kemajuan tak terduga dalam inflasi dan aktivitas ekonomi ke dalam perkiraan saya, dan dengan demikian mempercepat perkiraan waktu saya untuk mulai menormalisasi suku bunga ke kuartal ketiga tahun ini dari kuartal keempat,” Ungkap Bostic dalam pidato sambutannya di hadapan para pemimpin bisnis di Atlanta, Jumat dini hari (19/1/2024).

Kendati begitu, Bostic mengatakan dia tidak sepenuhnya menentang pemotongan sebelum kuartal ketiga, yang menyiratkan bahwa pemotongan tersebut akan dilakukan paling cepat pada bulan Juli, namun mengatakan bahwa batasannya akan tinggi.

“Jika kita terus melihat akumulasi kejutan penurunan lebih lanjut dalam data, saya mungkin merasa cukup nyaman untuk menganjurkan normalisasi lebih cepat dari kuartal ketiga,” terang Bostic “Tetapi buktinya harus meyakinkan.” lanjutnya.

Dari pidato Bostic tersebut, kita setidaknya mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai prospek pelonggaran kebijakan the Fed semakin jauh dari perkiraan.

Sebagaimana diketahui, pada akhir tahun lalu pasar memperkirakan bank sentral AS bisa memangkas suku bunga sebanyak enam kali atau sekitar 150 basis poin (bps). Jika paling cepat terjadi pada kuartal ketiga tahun ini, maka kemungkinan besar pemangkasan suku bunga akan sekitar 75 bps, hanya setengah kali dari perkiraan awal.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah akhirnya mulai menguat dalam melawan dolar AS walau tren masih melemah. Penguatan rupiah kemarin akhirnya mampu menutup gap down yang sempat terjadi pada 14 Desember 2023, pada itu saat rupiah menguat kencang sekitar 1%-nan.

Dengan tertutup-nya gap, maka posisi tersebut menjadi support baru rupiah menjadi target penguatan terdekat di Rp15.600/US$. Posisi tersebut menjadi level psikologis paling dekat sekaligus berdekatan dengan garis rata-rata selama 50 jam atau moving average 50 (MA50).

Kendati begitu, karena tren masih melemah tetap perlu diantisipasi adanya pelemahan lanjutan ke resistance terdekat di Rp15.655/US$, posisi ini didapatkan dari high candle yang pernah diuji secara intraday pada 13 Desember 2023.




Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Video: Rupiah Anjlok! Tembus Rp 15.500 Per Dolar AS

(tsn/tsn)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts