Rupiah Bakal Menguat Tajam Lagi! Syarat dan Ketentuan Berlaku

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah menguat tajam 0,58% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.480/US$ Rabu kemarin. Sentimen positif datang dari dalam negeri. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE). Beberapa sektor baru masuk ke dalam daftar yang harus menempatkan DHE kepada regulator.

Hal ini disampaikan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sesuai arahan Presiden Jokowi dalam rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan, Rabu (11/1/2023).

Read More

“Tadi juga arahan pak Presiden, ekspor yang selama ini positif itu perlu diikuti dengan peningkatan cadangan devisa, untuk itu pak Presiden meminta PP 1 Tahun 2019 DHE itu untuk diperbaiki,” ungkapnya.

Seperti diketahui isu keringnya pasokan dolar AS di dalam negeri membuat rupiah sulit menguat.

Selain itu, investor asing mulai masuk lagi ke pasar obligasi sekunder. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR), pada 1 – 10 Januari terjadi capital inflow hingga Rp 12 triliun.

Sementara pada perdagangan Kamis (12/1/2022), perhatian tertuju ke rilis data inflasi Amerika Serikat malam nanti. Data ini bisa menentukan nasib rupiah dalam beberapa hari atau pekan ke depan, sebab menjadi sinyal The Fed akan tetap agresif menaikkan suku bunga, atau dikendurkan lagi.

Secara teknikal, rupiah kini semakin mendekati Rp 15.450/US$, yang akan menjadi kunci pergerakan.

Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 38,2%, yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Namun, rupiah yang disimbolkan USD/IDR sukses kembali ke bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) yang tentunya memberikan peluang penguatan lebih lanjut.

Indikator Stochastic pada grafik harian mulai bergerak turun mendekati wilayah jenuh jual (oversold).


Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang belum mencapai jenuh jual memberikan ruang penguatan rupiah yang lebih besar.

Level kunci Rp 15.550/US$ akan menjadi support kuat menahan penguatan rupiah. Tetapi jika mampu ditembus, ruang penguatan rupiah lebih jauh akan terbuka lebar.

Sementara selama tertahan di atas support, ada risiko rupiah melemah ke Rp 15.550/US$ – Rp 15.570/US$.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Terkapar Lawan Dolar AS, Rupiah Dekati Level Rp 15.600/USD

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts