Setelah Melesat Tinggi, Saham Otomotif Kompak Turun

Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa saham sektor otomotif yang telah mengalami kenaikan cukup signifikan sejak awal tahun 2023, mulai terkoreksi pada perdagangan sesi kedua hari ini, Jumat (23/6/2023).

Read More


Tercatat sepanjang tahun berjalan (ytd), IMAS memimpin penguatan atau sebesar 142,94%. Kemudian diikuti oleh AUTO, GJTL, ASII, dan yang lain.

Adapun saham sektor otomotif mengalami kenaikan karena didukungnya peningkatan kinerja yang terlihat pada hasil kuartal I 2023.

Secara kumulatif, penjualan mobil dari pabrik ke dealer atau wholesales sebanyak 423.404 unit pada Januari-Mei 2023, naik 6,9% yoy. 

Selain itu, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Mei 2023 Indonesia membukukan surplus neraca perdagangan US$ 436,5 juta. Surplus itu berasal dari nilai ekspor yang sedikit lebih besar ketimbang impor.

Pada Mei 2023 total nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 21,7 miliar, menguat 12,61% dibanding April 2023 (mom), serta naik 0,96% dibanding Mei tahun lalu (yoy).

Sementara, pada Mei 2023 total nilai impor Indonesia mencapai USD 21,28 miliar, meningkat 38,65% secara bulanan (mom), serta naik 14,35% secara tahunan (yoy).

Peningkatan ekspor Mei 2023 disebabkan antara lain oleh pola musiman pasca Lebaran serta peningkatan ekspor beberapa produk manufaktur Indonesia, seperti kendaraan dan bagiannya, mesin dan peralatan mekanis, serta mesin dan perlengkapan elektrik.

Ekspor kendaraan dan bagiannya pada 2022 merupakan yang tertinggi dalam satu dekade terakhir dan terus meningkat pada periode Januari hingga Mei 2023. Untuk itu, ekspor sektor ini harus terus didorong sebagai pendorong produk manufaktur sehingga dapat menjaga kinerja ekspor nasional tetap tinggi.

PMI Manufaktur Indonesia untuk periode Mei 2023 berada di level 50,3.

Peningkatan pada kinerja sektor otomotif domestik, mendorong saham-saham terkait.

Sementara itu penurunan yang terjadi hari ini hingga berjalannya sesi kedua merupakan aksi profit taking yang kemungkinan bersifat sementara.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Jusuf Hamka, Sosok Penyelamat Astra dari Kebangkrutan

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts