Tak Ada Tanda Pasar Kripto Bergairah, Kena September Effect?

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga kripto utama secara mayoritas melemah pada perdagangan Sabtu (2/9/2023), meski ada kabar baik dari data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang mulai mendingin.

Read More

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 14:20 WIB, Bitcoin terpantau melemah 0,81% ke posisi US$ 25.785,13 per keping atau setara dengan Rp 392.836.456 per keping (asumsi kurs Rp 15.235/US$). Sedangkan Ethereum juga terkoreksi 0,85% menjadi US$ 1.630,92 per keping (Rp 24.847.066 per keping).

Namun, BNB terpantau menguat 0,13%, sedangkan Dogecoin juga naik 0,13%.

Berikut pergerakan kripto pada hari ini.












Cryptocurrency Dalam Dolar AS Dalam Rupiah Perubahan Harian (%) Perubahan 7 Hari (%) Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar)
Bitcoin (BTC) 25.785,13 392.836.456 -0,81% -1,08% 502,14
Ethereum (ETH) 1.630,92 24.847.066 -0,85% -1,33% 196,06
BNB 214,41 3.266.536 0,25% -1,38% 32,99
XRP 0,4962 7.560 -1,89% -4,92% 26,29
Cardano (ADA) 0,2556 3.894 -0,43% -1,81% 8,97
Dogecoin (DOGE) 0,06358 969 0,13% 0,49% 8,95
Solana (SOL) 19,49 296.930 -1,60% -4,32% 7,96
TRON (TRX) 0,08 1.162 -1,44% -1,63% 6,81

Sumber: CoinMarketCap

Setelah terjadi kenaikan yang signifikan pada hari Selasa, menyusul kemenangan pengadilan manajer dana investasi Grayscale atas Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dalam tawaran perusahaan tersebut untuk ETF bitcoin spot, namun kini telah menyerahkan semua keuntungan tersebut dan kembali ke tingkat keputusan pra-pengadilan.

Mayoritas koin kripto memerah dalam 24 jam terakhir setelah SEC menunda keputusan pada enam aplikasi untuk ETF bitcoin spot termasuk dari BlackRock dan Fidelity.

Melemahnya kripto juga terjadi di tengah masih bervariasinya data tenaga kerja AS. Namun sejatinya, ada tanda-tanda bahwa sektor tenaga kerja mulai mendingin.

Kemarin, tingkat pengangguran AS secara mengejutkan melesat menjadi 3,8% pada Agustus. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,5% ataupun pada Juli yang tercatat 3,5%.

Meski angka pengangguran naik, tetapi penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payrolls/NFP) naik menjadi 187.000 pada Agustus. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan 157.000 pada Juli ataupun ekspektasi pasar (170.000).

Sebelumnya juga, data payrolls ADP menunjukkan pengusaha swasta menambah 177.000 pekerjaan pada Agustus. Jumlah tersebut jauh di bawah angka revisi pada Juli yaitu 371.000. Itu juga meleset dari perkiraan Dow Jones sebesar 200.000.

Sementara itu, Jumlah warga AS yang mengajukan klaim pengangguran juga turun menjadi 228 ribu pada pekan yang berakhir pada 26 Agustus 2023, dari 232 ribu pada pekan sebelumnya.

Data tenaga kerja yang masih bervariasi membuat ketidakpastian masih cukup tinggi. Tetapi, ada tanda-tanda lainnya bahwa ekonomi Negeri Paman Sam mulai melandai.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II-2023 direvisi menjadi 2,1% (year-on-year/yoy) dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,4%.

Namun, hal berbeda dari laporan inflasi Personal Consumer Expenditure (PCE) yang mengalami kenaikan menjadi 3,3% (yoy) pada Juli 2023, dari 3% pada Juni.

Kenaikan PCE ini tentu saja membuat pelaku pasar khawatir. Dengan PCE yang naik maka ada kemungkinan laju inflasi AS masih kencang ke depan. Alhasil, masih ada kekhawatiran bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sulit melunak.

Di tengah masih variasinya data ekonomi AS, pasar pun tetap memperkirakan bahwa The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya pada pertemuan bulan ini.

The Fed akan menggelar pertemuan pada 19-20 September ini. Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 93% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan September. Sebanyak 7% memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp).

Di lain sisi, ada kemungkinan bahwa aksi jual Bitcoin dilakukan secara bertahap selama satu hingga dua bulan ke depan.

“Setelah persetujuan akhir [ETF] diterapkan, ini akan menjadi sangat bullish untuk BTC, dan untuk semua aset digital. Namun, sampai saat itu tiba, fundamental pasar yang berdampak pada semua aset berisiko dan teknikal akan menjadi pendorong utama dalam jangka pendek,” kata John Glover, kepala investasi di pemberi pinjaman kripto Ledn, dilansir dari CoinDesk.

Hal yang kurang baik datang dari perusahaan perdagangan aset kripto QCP Capitals yang memperkirakan harga bitcoin akan turun menjadi US$ 23.000 hingga US$ 24.000 pada bulan September.

“Kami kemungkinan masih akan memulai Q4 2023 di dekat titik terendah karena optimisme ETF kembali memudar karena semakin banyak upaya yang dilakukan SEC, dan kurangnya inovasi di sektor ini dibandingkan dengan sektor teknologi lainnya,” kata perusahaan itu.

Apalagi, periode September menjadi periode yang ‘membosankan’ bagi aset investasi termasuk kripto. Secara historis, periode September memiliki reputasi sebagai bulan terburuk dalam setahun bagi hampir seluruh aset berisiko. Fenomena inilah yang disebut sebagai ‘September Effect’.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Kripto Kompak Hijau, Bitcoin Punya ‘Bekingan’ Baru

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts