Tak Cuma Jokowi, Investor Asing Juga Beri Kabar Baik Bagi RI

Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah gelapnya ekonomi dunia pada tahun depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kabar baik terkait masa depan Indonesia. Namun, kabar baik tidak hanya datang dari Jokowi, tetapi juga investor asing yang selama ini “membawa kabur” modalnya dari Indonesia.

Read More

Perang Rusia-Ukraina dan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang sangat agresif dalam menaikkan suku bunga membuat investor asing menarik modalnya dari pasar obligasi Indonesia hingga ratusan triliun.

Namun, sepanjang November investor asing kembali memborong obligasi.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), sepanjang bulan November, investor asing melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder senilai Rp 23 triliun. Porsi kepemilikan asing pun meningkat menjadi Rp 736,93 triliun.

Inflow tersebut menjadi yang terbesar di tahun ini. Tercatat sejak awal tahun, inflow hanya terjadi pada Februari dan Agustus saja.


Aksi borong tersebut membuat capital outflow menyusut menjadi Rp 154,4 triliun.

Tidak hanya di pasar sekunder, lelang obligasi yang dilakukan pemerintah juga kembali diminati investor asing.

Jumlah penawaran dari investor asing pada lelang Surat Utang Negara (SUN), Selasa (23/11/2022) kemarin mencapai Rp 6,4 triliun. Jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat dibandingkan lelang sebelumnya yang tercatat Rp 3,62 triliun, dan naik tiga kali lipat dibandingkan pada lelang sebulan sebelumnya yakni 27 September 2022 (Rp 1,7 triliun).

Jika capital inflow tersebut terus berlanjut, tentunya akan memberikan tenaga bagi rupiah untuk menguat. Stabilitas rupiah bisa memberikan dampak besar ke perekonomian, mulai dari inflasi yang bisa lebih terjaga, beban APBN akibat impor yang menurun, hingga beban pembayaran utang negara maupun korporasi.

Intinya, perekonomian menjadi lebih sehat.

Sementara itu Jokowi mengungkapkan industri baterai dan kendaraan listrik bisa memberikan keuntungan berlipat ganda bagi Indonesia. Menyusul, keberhasilan program hilirisasi nikel.

Menurutnya, saat Indonesia hanya mengekspor bijih nikel, hanya memberikan nilai bagi negara sebesar US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 18 triliun. Namun, saat hilirisasi nikel berjalan, hingga berupa produk stainless steel, membuat nilai ekspor meningkat 18 kali lipat menjadi sekitar Rp 320 triliun.

Jika hal ini dikembangkan lagi menjadi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) atau bahkan kendaraan listrik, maka menurutnya nilai tambah bagi negara akan jauh lebih besar lagi.

“Itu hanya urusan dari nikel mentah menjadi stainless steel, belum menjadi EV Battery atau jadi mobil atau pesawat, industrinya ada di sini, saya gak tahu mungkin berpuluh-puluh kali lipat nilai itu akan muncul,” kata Jokowi, pada acara Rapimnas Kadin 2022 di Hotel Borobudur, dikutip Senin (5/12/2022).

Jokowi mengatakan penciptaan nilai tambah bisa menjadi lokomotif besar dan bisa menggerakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Selain itu, jika industri dan ekosistem baterai EV sudah terintegrasi, Jokowi menjamin Indonesia pasti dilirik banyak negara yang mau memproduksi kendaraan listrik.

Terlebih, Indonesia memiliki cadangan bahan baku pendukung ekosistem kendaraan listrik yang besar, seperti nikel, tembaga, bauksit, timah yang besar.

“Sehingga apapun yang mau bangun mobil listrik, sepeda motor listrik, pasti ke sini karena efisien,” kata Presiden.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Badai Besar Akan Datang, Utang RI Bisa Makin Bengkak?

(pap/pap)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts